Jumat 25 Jun 2021 00:05 WIB

CDC Sebut Efek Peradangan Jantung Vaksin Masih Langka

Peradangan jantung usai vaksin Covid-19 ditemukan pada mereka usia di bawah 30 tahun.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nora Azizah
Peradangan jantung usai vaksin Covid-19 ditemukan pada mereka usia di bawah 30 tahun.
Foto: PxHere
Peradangan jantung usai vaksin Covid-19 ditemukan pada mereka usia di bawah 30 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Center of Disease Control (CDC) mengungkapkan perkiraaan dibalik kondisi peradangan jantung yang langka terjadi pada remaja dan dewasa muda setelah menerima suntikan vaksin Covid-19 kedua. Berdasarkan data terbaru, ada lebih dari 1.200 kasus miokarditis atau perikarditis yang dialami penerima vaksin Pfizer dan Moderna, mayoritas  berusia 30 tahun ke bawah. Miokarditis sendiri adalah peradangan pada otot jantung, sedangkan perikarditis adalah peradangan pada selaput yang mengelilingi jantung.

Baca Juga

“Penampilan klinis kasus miokarditis setelah vaksinasi berbeda, paling sering terjadi dalam satu minggu setelah dosis kedua, dengan nyeri dada dan sesak nafas sebagai gejala yang paling umum,” kata Dr. Grace Lee, pemimpin kelompok kemanan CDC yang dikutip di CNBC, Kamis (24/6).

Ia menambahkan bahwa gejala tersebut biasanya berkembang dalam waktu seminggu setelah menerima suntikan, sebagian besar berkembang dalam empat hari. CDC mengatakan, ada 267 kasus miokarditis atau perikarditis yang dilaporkan setelah pemberian dosis pertama vaksin mRNA, dan 827 kasus lain dilaporkan setelah pemberian dosis kedua.