Kamis 01 Jul 2021 17:09 WIB

Mendikbud: Kita Masih Kurang 900 Ribu Guru ASN

Perbandingan kebutuhan guru dan ketersedian guru saat ini semakin jauh. 

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Mendikbudristek, Nadiem Makarim.
Foto: istimewa
Mendikbudristek, Nadiem Makarim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan kebutuhan guru secara nasional saat ini masih cukup besar. Dia mengungkap, dari 300 ribu satuan pendidikan formal dengan standar kurikulum yang berlaku saat ini, setidaknya membutuhkan sekitar 2,2 juga guru.

Sementara, jumlah guru ASN yang tersedia hanya 1,3 juta orang. "Namun di lapangan hanya tersedia 1,3 juta guru ASN yang terdiri PNS dan PPPK. Sehingga kita masih kekurangan sekitar 900 ribu guru ASN di sekolah negeri," ujar Nadiem di acara Rapat Koordinasi Nasional Kepegawaian Tahun 2021, Kamis (1/7).

Nadiem mengatakan, bahkan perbandingan kebutuhan guru dan ketersedian guru saat ini semakin jauh jika guru ASN pensiun pada tahun ini. "Bahkan jika memperhitungkan guru ASN yang pensiun tahun ini kita membutuhkan lebih dari 1 juta guru," katanya.

Nadiem menambahkan, kehadiran guru honorer untuk mengisi kekurangan guru ASN belum cukup memenuhi kebutuhan pendidik. Menurut data Dapodik 2020 jumlah guru honorer hanya tersedia 700 ribu dari kebutuhan 1 juta orang. 

Sebagai akibatnya, lebih dari 150 ribu guru memiliki beban mengajar lebih dari semestinya. "Kami bahkan sempat menemukan kasus ekstrim di Jawa Barat dan Sulsel dimana terdapat SD Negeri yang memiliki 1 guru ASN. Guru tersebut terpaksa mengajar di 6 kelas berbeda secara bersamaan," ujar Nadiem.

Karenanya, Pemerintah tahun ini membuka rekrutmen PPPK guru untuk membantu mencukupi kebutuhan guru sekaligus merekrut guru-guru honorer. “Besar harapan kami program ini dapat mengatasi tantangan kurangnya ketersediaan guru profesional. Selain itu sejalan dengan semangat merdeka belajar kami berharap program ini meningkatkan kesejahteraan ibu dan bapak guru garda depan pendidikan dan masa depan Indonesia,” katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement