Rabu 07 Jul 2021 07:30 WIB

Aspek Penting Saat Memilih Mainan Anak

Bermain adalah salah satu kebutuhan anak yang harus orang tua penuhi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Lima aspek penting saat memilih mainan anak (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Lima aspek penting saat memilih mainan anak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan gaya hidup baru di tengah pandemi Covid-19, orang tua dituntut ekstra kreatif dalam menghadirkan pilihan kegiatan liburan di rumah bersama anak. Kondisi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat seyogianya tidak mengurangi antusiasme orang tua untuk memperkuat momen kebersamaan menyenangkan di rumah. 

Selain bisa beristirahat dari rutinitas sekolah, anak-anak dan orang tua pun bisa meluangkan waktu untuk bermain bersama dan menjalin ikatan kekeluargaan yang lebih kuat. Menurut psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, penting menjaga well-being (kesejahteraan hidup) anak, untuk membantunya terhindar dari rasa bosan, moody, stres, kurangnya intensitas sosialisasi, dan lainnya.

Dia menyebut, tokoh pendidik, ilmuwan, dan dokter berkebangsaan Italia, Maria Montessori, mengatakan bahwa bermain adalah pekerjaan anak. "Sehingga sudah menjadi kebutuhan utama anak untuk bermain dan perlu kita penuhi," kata Vera dalam keterangan Paddle Pop #MainYuk, beberapa waktu lalu.

Namun, di tengah banyaknya pilihan permainan yang ada saat ini, orang tua berperan penting untuk memilih permainan yang tepat, seperti yang edukatif, sesuai dengan umur anak serta tidak mengandung unsur kekerasan atau pornografi. Sangat penting bagi orang tua untuk memilih permainan yang melatih lima aspek penting pada pertumbuhan anak (PILES), sebagai berikut:

1. Physical (perkembangan fisik atau motorik)

Berikan proporsi yang seimbang antara permainan virtual dengan permainan yang melibatkan fisik. Permainan fisik bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan koordinasi motorik kasar anak, seperti berlari, melompat, memanjat, mengayuh, dan lain-lain. Untuk kemampuan koordinasi motorik halus, anak-anak bisa diajak membuat prakarya atau konstruksi bangunan mereka sendiri.

2. Intellectual (kemampuan kognitif atau berpikir)

Kegiatan bermain sambil belajar berperan penting untuk mengembangkan kecerdasan intelektual anak. Misalnya, ketika mengajak anak bermain board game seperti catur dan monopoli, anak bisa mulai memahami konsep matematika dasar, seperti penjumlahan, pengurangan, serta kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.

3. Language (bahasa)

Untuk mengembangkan keterampilan bahasa lewat bermain, pilihlah permainan yang memerlukan interaksi, seperti tebak kata, scrabble, bermain peran atau kuis trivia. Selain itu, orang tua juga bisa mengobrol bersama anak selama atau setelah permainan berlangsung.

4. Emotional (emosi)

Aspek emosional adalah melatih anak-anak untuk belajar menangani emosi mereka dengan cara yang baik dan sehat, entah itu emosi negatif maupun positif. "Orang tua berperan penting untuk mendampingi  anak agar anak bisa mendapatkan keterampilan emosional dari permainan, termasuk mengajari cara bekerja sama dengan orang lain, dan cara menerima kekalahan dengan sportif," ujar Vera.

5. Social (sosialisasi)

Kecerdasan sosial pada dasarnya melatih anak-anak untuk bisa berinteraksi secara efektif dengan orang lain, mempelajari norma-norma yang berlaku, dan memiliki moral yang baik. Jenis permainan yang melibatkan beberapa pemain (permainan kelompok) sangat baik untuk melatih kemampuan ini, karena anak didorong untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement