REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pandemi corona virus disease yang berkepanjangan bisa mengakibatkan gangguan psikologis. Tidak cuma bagi pasien, gangguan psikologis dapat pula menimpa keluarga, masyarakat sampai tenaga kesehatan, sehingga memerlukan penanganan.
Yayi menilai, melonjaknya kasus covid saat ini peran tim psikolog akan diperkuat. Terlebih, UGM telah menyiapkan shelter bagi pasien bergejala ringan di beberapa lokasi. Tim terdiri dari mahasiswa Magister Psikologi, psikolog UGM dan rekanan.
"Kita memiliki 55 psikolog internal dan nanti bisa melibatkan psikolog rekanan jika diperlukan," kata Yayi, Ahad (11/7).
Untuk dukungan psikososial dilakukan secara bertahap. Misal, ketika pasien datang pertama bisa langsung mendapat penanganan dari mahasiswa Magister Psikologi, tapi jika memerlukan penanganan lebih dilanjut ke psikolog dari UKP Fakultas Psikologi.
Tahapan penanganan psikologi secara prinsip perlu psychological first aid (PFA) agar mereka lebih tenang dan tidak panik dengan kondisi yang dialami. Yayi melihat, gangguan psikologi tidak hanya dialami pasien dan keluarga, namun tenaga kesehatan.
"Nakes saat ini juga sangat lelah. Mereka nakes yang ada di garda depan hingga yang melakukan tracing, kemudian satu per satu menghubungi keluarga maupun pasien. Tentu ada kecemasan, termasuk munculnya psikosomatis," ujar Yayi.
Yayi menambahkan, mereka yang memerlukan dukungan psikososial ini memiliki tingkat penanganannya berbeda-beda. Ada yang lebih mudah namun ada pula yang sulit seperti mengalami depresi. Karenanya, konseling yang diberikan ini sifatnya mendukung.
"Membantu agar mereka bisa segera lepas dari gangguan psikologi akibat covid," kata Yayi.