Kamis 05 Aug 2021 04:47 WIB

Manfaat Aktivitas Fisik untuk Penderita Depresi

Aktivitas fisik menurunkan gejala depresi dan meningkatkan kemampuan otak

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi kesehatan mental. Aktivitas fisik dapat memberikan dua manfaat bagi penderita depresi.
Foto: Pixabay
Ilustrasi kesehatan mental. Aktivitas fisik dapat memberikan dua manfaat bagi penderita depresi.

REPUBLIKA.CO.ID, Aktivitas fisik dapat memberikan dua manfaat bagi penderita depresi. Kedua manfaat tersebut adalah menurunkan gejala depresi dan meningkatkan kemampuan otak untuk berubah.

Manfaat aktivitas fisik bagi penderita depresi ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dimuat pada jurnal Frontiers in Psychiatry. Studi ini melibatkan 41 orang partisipan yang sedang menjalani terapi di rumah sakit.

Baca Juga

"Hasil studi menunjukkan seberapa penting hal yang tampak sederhana seperti aktivitas fisik dalam merawat dan mencegah penyakit seperti depresi," jelas ketua peneliti Dr Karin Rosenkarnz, seperti dilansir News Medical.

Dalam studi ini, para partisipan dibagi ke dalam dua kelompok. Salah satu kelompok diminta untuk menjalani program olahraga selama tiga pekan.

Program olah raga ini dikembangkan oleh tim ilmu keolahragaan dari University of Bielefeld yang dipimpin oleh Profesor Thomas Schack. Program ini dirancang dengan seksama sehingga memiliki opsi aktivitas yang beragam, elemen yang menyenangkan, dan tak menerapkan konsep kompetisi atau tes. Program olahraga ini justru mendorong terciptanya kerjasama tim di antara para partisipan.

"Program ini secara khusus mendorong motivasi dan kebersamaan sosial sambil menghilangkan ketakutan akan tantangan dan pengalaman negatif mengenai aktivitas fisik, seperti pelajaran olahraga di sekolah," jelas Dr Rosenkarnz.

Tim peneliti juga melakukan penilaian terhadap tingkat keparahan gejala depresi yang dialami oleh para partisipan. Beberapa contoh dari gejala depresi adalah kehilangan semangat dan minat, kurang motivasi, dan perasaan negatif.

Hal lain yang juga dinilai oleh tim peneliti adalah kemampuan otak partisipan untuk berubah. Hal ini dikenal dengan nama neuroplastisitas. Neuroplastisitas dapat dinilai secara eksternal melalui stimulasi transkranial magnetik.

"Kemampuan untuk berubah penting bagi semua proses belajar dan adaptasi otak," ungkap Dr Rosenkranz.

Penilaian-penilaian ini dilakukan sebelum dan setelah program olahraga dilaksanakan. Hasil studi menunjukkan bahwa kemampuan otak untuk berubah lebih rendah pada penderita depresi dibandingkan orang yang sehat. Mengikuti program aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan kemampuan otak untuk berubah ini secara signifikan hingga setara dengan kemampuan orang-orang sehat.

Tak hanya itu, peneliti juga mendapati bahwa aktivitas fisik dapat menurunkan gejala depresi. Semakin tinggi kemampuan otak untuk berubah, semakin jelas pula penurunan gejala depresi klinis yang terjadi.

Temuan ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik memberikan efek pada gejala depresi dan kemampuan otak untuk berubah. Hanya saja, masih belum diketahui sejauh mana gejala dan kemampuan otak untuk berubah saling berkaitan.

"Aktivitas fisik dikenal baik bagi otak, karena, sebagai contoh, (aktivitas fisik) mendorong pembentukan koneksi neuron. Ini mungkin memainkan peran di sini," ungkap Dr Rosenkranz.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement