Sabtu 21 Aug 2021 14:29 WIB

Solusi Cegah Kelelahan Mental pada Anak

Jika tak diantisipasi, kelelahan mental bisa membuat efek lebih buruk pada anak.

Red: Karta Raharja Ucu
Salah satu anak (tengah) yang murung dan sedih (ilustrasi).
Foto:

Istirahat otak

Dorong anak-anak (dan diri Anda sendiri) untuk mengambil istirahat otak mini setiap 20-30 menit dari komputer, iPad atau perangkat digital lainnya. Istirahat ini harus singkat – dan tidak mengganggu belajar atau pekerjaan. Cara sederhana untuk mengistirahatkan otak bisa dengan mendengarkan musik, latihan pernapasan, jalan cepat di luar atau aktivitas ringan bersama, seperti membuat minuman milkshake atau smoothies bersama.

Model kasih sayang

Ajari anak menyayangi dan berbelas kasih pada dirinya sendiri. Manfaatkan waktu makan atau saat tenang lainnya untuk berbagi cerita tentang bagaimana cara orang tua merespons hari yang sulit di masa kecil atau di masa normal dulu.

Dorong juga anak-anak untuk berbagi contoh – kebaikan orang lain dan kebaikan mereka sendiri. Berikan juga contoh bahwa terkadang ketika kita mencoba yang terbaik dalam apa pun (pekerjaan, sekolah, hobi, tugas, dll.), kita bisa menemukan hambatan, bahkan membuat kesalahan, serta tidak apa-apa meminta bantuan saat membutuhkan. Dengan menyadari bahwa kita telah mencoba yang terbaik – bahkan jika tidak berhasil atau tidak berjalan seperti yang diharapkan – kita dapat menggunakan pengalaman itu untuk belajar, berkembang dan tetap positif.

Peran orang tua mencegah kelelahan mental pada anak di tengah pandemi Covid-19 memang sangat krusial, sehingga sudah seharusnya komunitas-komunitas masyarakat secara kolektif mengupayakan cara-cara bersama untuk mempermudah tugas-tugas orang tua, misalnya di level kompleks, cluster atau RT dan RW. Mulai dari penyediaan nutrisi berkualitas untuk anak secara kolektif, program edukasi dan informasi bagi orang tua yang memadai untuk bertahan di tengah krisis secara rutin, bahkan mungkin mengatur sesi playdate virtual bagi anak-anak, sehingga mereka bisa tetap bersosialisasi tanpa keluar rumah. Berbagai inisiatif ini mungkin bisa meringankan beban orang tua dan anak-anak, sehingga anak-anak kita bisa melalui pandemi dan krisis ini dengan sehat dan sejahtera.

*Penulis adalah praktisi komunikasi kesehatan

**Penulis adalah Mahasiswi Psikologi UI

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement