Selasa 31 Aug 2021 13:26 WIB

Mahasiswa UMM Buat Aplikasi Pendeteksi Penyakit Padi

Aplikasi E-Rice Detector dilengkapi dengan Kecerdasan Buatan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani menjaga tanaman padinya dari serangan hama burung pipit . ilustrasi
Foto: Antara/Jojon
Petani menjaga tanaman padinya dari serangan hama burung pipit . ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Penyakit pada padi selalu menjadi momok tersendiri bagi petani. Faktor ini yang sering membuat gagalnya panen dan berdampak nyata pada kerugian.

Melihat permasalahan tersebut, tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berinisiatif memberikan solusi. Salah satunya melalui aplikasi pemindai penyakit pada padi yang dinamakan E-Rice Detector.

 

Ketua Tim Ulfah Nur Oktavianaa mengatakan, aplikasi ini dapat mendeteksi dan mengklasifikasi penyakit pada padi. Didukung dengan Deep Learning sistem berbasis Artificial Intelegence (AI), aplikasi ini akan memudahkan petani dalam mendeteksi penyakit yang menjangkiti padi. E-Rice Detector dilengkapi dengan Sistem AI dengan metode Deep Learning sehingga petani bisa mendeteksi penyakit.

 

"Ini akan membantu mencegah terjadinya gagal panen,” kata Ulfah.

 

Menurut Ulfah, E-Rice Detector memiliki empat fitur unggulan. Pertama, fitur pindai penyakit padi di mana pengguna hanya perlu mengambil gambar daun padi dan memilih tombol centang. Kemudian akan muncul hasil, klasifikasi, serta deteksi penyakitnya. Adapun pemindaian ini memilik akurasi mencapai 97 persen.

 

Fitur berikutnya yakni pesan otomatis, semacam Chat Bot yang memberikan informasi terkait penyakit padi. Kemudian juga berisi informasi penjual pupuk dan harga padi per kecamatan. 

 

Selanjutnya ada fitur daftar penyakit yang menyediakan daftar dan informasi penyakit padi yang ada di setiap kecamatan. Selain itu terdapat pula fitur berita yang menyajikan berita dan informasi terkini dari para pakar pertanian. Dari sini, Ulfah menegaskan a, E-rice ini tidak hanya digunakan sebagai deteksi penyakit tapi juga akan menyediakan bantuan informasi dan berita mengenai pertanian.

 

Mahasiswa Informatika UMM ini mengatakan dalam upaya mematangkan E-Rice Detector, timnya telah melakukan User Acceptance Test (UAT), yakni tahap uji coba aplikasi. Adapun aplikasi E-Rice Detector telah diuji coba di empat Kabupaten. "Mulai dari Gresik,Tulungagung, Lamongan, hingga Nganjuk," ungkapnya dalam pesan resmi yang diterima Republika.co.id, Senin (30/8).

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement