Rabu 08 Sep 2021 20:08 WIB

Unpar Putuskan tak akan Terburu-buru Gelar PTM

Ada tren positif dalam pola pembelajaran daring untuk mahasiswa.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Rektor Unpar, Mangadar Situmorang.
Foto: Istimewa
Rektor Unpar, Mangadar Situmorang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berbagai jenjang pendidikan di Jabar, saat ini, mulai menggelar kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) bagi para mahasiswanya. Namun, Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) memilih untuk tidak buru-buru menggelar PTM. Walaupun, saat ini belasan ribu mahasiswa, dosen hingga pegawai di Kampus sudah menjalani vaksinasi Covid-19. 

Menurut Rektor Unpar, Mangadar Situmorang, pola pembelajaran tatap muka untuk mahasiswa berbeda urgensi, sekaligus mekanismenya dibandingkan dengan siswa tingkat dasar atau menengah.

Mangadar mengatakan, kalau sekolah jelas zonasinya, para siswa pun butuh pendampingan. Sementara mahasiswa asal daerahnya beragam. 

Dari sisi pembelajaran perguruan tinggi lebih luas jika daring. Baik dari sisi kesedian teknologinnya, maupun dari sisi pembelajaran mahasiswa bisa lebih independen menjadi pertimbangan kedua.

“Tidak harus buru-buru juga berkaitan dengan kesehatannya sendiri. Meskipun dari vaksinasi 11 ribu mahasiswa kita yang sudah tervaksinasi dua kali itu lima ribuan dosen Unpar sudah semua,” ujar dia di Kampus Unpar, Rabu (8/9).

Baca juga : Wapres Tegaskan Pembukaan PTM Wewenang Pemda

Menurutnya, meskipun secara angka sudah bisa memenuhi herd Immunity, namun, jika dihubungkan dengan keberagaman asal mahasiswa Unpar, tak semua berasal dari Kota Bandung. Karena, banyak mahasiswa berdomisili di luar provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. 

“Dari tiga pertimbangan itu saja kita tidak ada kemendesakan untuk segera tatap muka. Dari sisi letak geografis, dari sisi pembelajaran, dan sisi kesehatan. Ditambah kalau implementasi Kampus Merdeka mahasiswa bebas menempuh satu dua tiga semester di luar peguruan tinggi,” paparnya.

Selain itu, adaptasi pembelajaran daring yang saat awal pandemi menjadi kendala, seiring dengan waktu sudah bisa berjalan dengan optimal. Hanya saja, ada pengecualian. Untuk mahasiswa yang membutuhkan fasilitas laboratorium, maka pihak kampus mengizinkan dengan syarat dan prosedur kesehatan yang ketat.

Mangadar mengaku, dampak pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap jumlah mahasiswa yang mendaftar. Tahun ini, Unpar menerima sekitar 2.500-2.600 mahasiswa. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun lalu yang berkisar sekitar 2.900 sampai 3.000 mahasiswa

Sementara menurut salah seorang Guru Besaf  UNPAR Prof Dr Ignatius Bambang Sugiharto, ada tren positif dalam pola pembelajaran daring untuk mahasiswa. Dari sudut proses pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa malah justru efektif.

"Ternyata memberi peluang meskipun over load karena semua mata kuliah ada tugasnya tapi terutama mereka dipaksa sendiri membaca buku nyari sendiri dari sudut itu kualitas itu baik, lebih mandiri,” katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement