REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) siap bersinergi dengan berbagai pihak dalam percepatan pengembangan digitalisasi di dalam negeri.
VP Network/IT Strategy, Technology and Architecture Telkom Indonesia Rizal Akbar mengatakan, Telkom selalu terbuka dan bisa bersinergi dengan berbagai industri lain di Indonesia. "Dalam industri apa pun, kita bisa bekerja sama dengan tetap menampilkan kekuatan dari masing-masing perusahaan," ujar Rizal dalam forum dan penganugerahan Business Performance Excellence Awards (BPEA) 2021 bertajuk "Pengelolaan Kinerja BUMN untuk Kesinambungan Usaha yang Sehat dan Kompetitif" di Jakarta, Kamis (23/9).
Rizal mengambil contoh rencana kerja sama Telkom dengan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) terkait penerapan mata uang digital dengan platform blockchain. Rizal menyebut rencana kerja sama Telkom dan Peruri menjadi bukti BUMN dengan fokus bisnis berbeda tetap dapat bersinergi.
"Kami sedang intens diskusi mata uang digital, platform blockchain. Kami fokus pada teknologi keandalan dam keamanan, sedangkan dari Peruri terkait pengelolaan uangnya," ucap Rizal.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah meminta BUMN beradaptasi dan melakukan antisipasi terhadap perubahan bisnis hingga potensi ke depan, termasuk penerapan mata uang digital. Erick mengaku sudah mulai memetakan potensi mata uang digital dengan sejumlah pimpinan BUMN seperti Telkom dan Peruri.
"Saya barusan rapat dengan Telkom dan Peruri bahas digital currency karena hari ini digital currency jadi hot issue yang belum ada regulasinya," ujar Erick saat HUT LinkAja ke-2 di Jakarta, Rabu (30/6).
Erick menilai mata uang digital akan memegang peranan penting di masa depan. Termasuk bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia ke depan yang diproyeksikan berkontribusi sebesar 18 persen dari PDB pada 2030 atau meningkat delapan kali lipat.
Erick menyebut Bank Indonesia dan Kementerian Perdagangan pun sudah mulai membahas mata uang digital. BUMN, ucap Erick, juga harus bersiap diri dalam mengantisipasi dan memetakan rencana penerapan mata uang digital.
"Suka tidak suka, dengan pertumbuhan 5G, blockchain, IoT, AI dan cloud computing, yang namanya digital currency untuk pembayaran akan menjadi kunci," kata Erick.
Erick mengatakan, antisipasi terhadap mata uang digital juga harus dipersiapkan menghadapi dunia digital yang semakin berkembang dengan hadirnya agritech, edutech, hingga healthtech.