Rabu 29 Sep 2021 12:27 WIB

PIP Semarang dan Forkom PT Maritim Tingkatkan SDM Lulusan

Peningkatan kualitas lulusan agar mereka mampu menjadi SDM unggul.

Taruna PIP Semarang. (Ilustrasi)
Foto: Istimewa
Taruna PIP Semarang. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka menghadapi persaingan global yang sangat ketat saat ini, Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang bersama Forum Komunikasi Perguruan Tinggi (Forkom PT) Maritim akan terus meningkatkan kualitas lulusan serta sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur PIP Semarang, Capt Mashudi Rofik saat membuka Webinar Nasional dengan tema 'Strategi Peningkatan Kualitas Lulusan Pendidikan Tinggi Vokasi Maritim dalam Menghadapi Persaingan Global' yang dilaksanakan belum lama ini. Pada acara tersebut juga sekaligus diresmikan Forkom PT Maritim yang saat ini telah memiliki anggotakan 11 Perguruan Tinggi di Tanah Air.

"Masih dalam semangat Hari Perhubungan (Harhubnas) tahun 2021, dengan tema ‘Bergerak, Harmonikan Indonesia' dan ini sesuai pesan Menteri Perhubungan, bapak Budi Karya Sumadi maka mari kita jadikan Harhubnas ini sebagai momentum agar kita terus berinovasi dan berkreasi menghadapi perubahan dan disrupsi yang terjadi," kata Capt Mashudi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co,id, Rabu (29/9).

Dikatakannya, PIP Semarang bersama Forkom PT Maritim harus terus melakukan perubahan. Mulai dari pola pikir, pola kerja, pola organisasi, reformasi digitalisasi, dan menciptakan etos kerja baru.

Oleh sebab itu, kualitas lulusan pendidikan tinggi vokasi maritim perlu terus ditingkatkan. Ini agar mereka menjadi sumber daya manusia yang unggul dan mampu mengikuti perkembangan era digitalisasi.

Pada kesempatan yang sama, sekaligus menjadi pembicara utama, Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Direktorat Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek, Benny Bandanadjaja, menjelaskan, bahwa pendidikan tinggi vokasi adalah pendidikan yang menyiapkan mahasiswa menjadi profesional dengan keterampilan atau kemampuan kerja tinggi. Dalam pembelajarannya, lebih banyak praktek daripada teori dengan perbandingan prosentase 60 persen praktek dan 40 persen teori. 

Kata dia, pendidikan vokasi menjadi lembaga yang mampu meningkatkan skil atau kemampuan seperti psikomotorik mahasiswa/lulusan dengan didukung oleh hardskill dan softskill yang baik. "Maka dalam pelaksanaan pembelajaran praktek dilaksanakan baik di dalam kampus seperti di laboratorium/bengkel dan juga di luar kampus dengan teaching factory seperti magang yang bekerja sama dengan pihak industri, instansi pemerintah, organisasi non pemerintah atau IDUKA lainnya," katanya.

Dia juga menambahnya, bahwa telah terjadi disrupsi Industri 4.0 dari kegiatan yang bersifat tradisional telah berubah kepada inovasi disruptif. Sehingga, perkembangan sosial saat ini mengarah kepada Society 5.0 yaitu society yang berpusat pada manusia melalui integrasi sistem ruang siber dan ruang fisik.

Sedangkan Kepala Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Jawa Tengah, Prof. Muhammad Zainuri mengungkapkan, tentang strategi peningkatan kualitas lulusan PT Vokasi Maritim dalam menghadapi persaingan global. Dengan pendidikan yang mengarahkan kepada peningkatan akses, pemerataan mutu, dan relevansi pendidikan tinggi di seluruh wilayah Indonesia.

"Sistem dan proses pembelajaran pada perguruan tinggi mengarahkan kepada kemampuan 6 C yaitu Communication, Collaboration, Compassion, Critical thinking, Creative thinking, Computation logic untuk HOTS (High Order Thinking Skills), Adaptive, Flexible, Leadership, Reading Skill, Writing Skill, himbauan penambahan SKS  Bahasa Inggris dan kemampuan IT," katanya.

Dikatakan Zainuri, saat ini, program kampus yang dikembangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Nadiem Makarim dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bertujuan memenuhi tuntutan kebutuhan DUDI, menyiapkan mahasiswa dalam dunia kerja yang memiliki keterampilan multidisiplin ilmu. Dimana mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal, mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program studi bahkan luar PT.  

Salain itu, mendorong proses pembelajaran di PT yang semakin otonom dan fleksibel, dan menciptakan kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Sehingga, adanya perkawinan atau Link and Match antara Pendidikan vokasi dengan dunia industri/dunia kerja dalam penyusunan kurikulum bersama, adanya dosen tamu dari industri, terlaksananya program magang mahasiswa, adanya penyerapan lulusan, program beasiswa, Bridging Program: magang dosen, sertifikasi kompetensi lulusan, bantuan peralatan, dan kegiatan Joint Research Terapan. 

Link and match

Sedangkan Kepala Bidang Pendidikan Pusat Pengembanhan SDM Perhubungan Laut, Kemenhub, Capt Tri Cahyadi menyampaikan, bahwa PT dan Politeknik Pelayaran di Indonesia merupakan vocationally oriented higher education yang menghasilkan lulusan yang dibekali pengetahuan dan keterampilan hands on.

"Dan untuk menghasilkan SDM Perhubungan Laut yang Prima, Profesional dan Beretika dalam menyelenggarakan Transportasi yang handal dan Zero Accident serta menjawab kebutuhan industri maka BPSDMP melalui Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut melakukan strategi Link and Match serta peningkatan kerjasama dengan industri melalui “Zona Layanan Pengembangan SDM Perhubungan Laut". Terdapat tiga zona layanan yaitu Pre Sea Service, On Sea Service, dan Post Sea Service," katanya.

Tri menjelaskan, bahwa Pre Sea Service yaitu persiapan sesuai kebutuhan bekerja di Kapal dan Pelabuhan seperti Education and training. Sedangkan On Sea Service yaitu bekerja pada bidang khusus kapal dan pelabuhan sehingga berdaya saing seperti pada Port and Shipping Operation

Sedangkan Post Sea Service yaitu setelah tidak layak secara fisik dan umur atau hal lainnya dan demi mendapatkan pekerjaan yang lebih layak atau berkarir pada bidang terkait Lainnya yang tidak langsung di kapal dan perlu meningkatkan kualifikasi pendidikan ke jenjang S2, Double Degree, mengikuti diklat Diklat Non-STCW, Diklat SKKNI,  Diklat singkat Tailor Made, General Lecture, Ambassador Lecture, atau Sharing of Experience.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement