Kamis 30 Sep 2021 13:00 WIB

Bayi Kelelahan Saat Menyusu: Gejala Penyakit Jantung Bawaan

Waspadai gejala penyakit jantung bawaan pada anak.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ibu menimang bayinya. Orang tua perlu mewaspadai gejala penyakit jantung bawaan pada anaknya. Salah satu gejalanya ialah bayi tampak kelelahan saat menyusu.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ibu menimang bayinya. Orang tua perlu mewaspadai gejala penyakit jantung bawaan pada anaknya. Salah satu gejalanya ialah bayi tampak kelelahan saat menyusu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan menyusui tak hanya berperan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi, tetapi juga untuk menciptakan hubungan erat antara ibu dan bayi. Di saat menyusui ini pula, Yuli Lestari menyadari ada sesuatu yang berbeda dengan bayinya.

"Pada saat lahir, anak saya saat menyusui selalu terputus-putus, napasnya lebih cepat, berbeda dari anak pada umumnya," ungkap perempuan yang juga merupakan anggota dari Komunitas Keluarga Kelainan Jantung Bawaan (KKJB) tersebut dalam webinar yang diselenggarakan Danone Specialized Nutrition Indonesia dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia, Rabu (29/9).

Baca Juga

Hal itu mendorong Yuli untuk memeriksakan anaknya ke dokter. Dari pemeriksaan, diketahui bahwa anak Yuli mengidap penyakit jantung bawaan (PJB) dan harus menjalani operasi agar fungsi jantungnya bisa menjadi normal.

Selain rutin berkonsultasi dengan dokter, Yuli juga berupaya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anaknya dengan optimal. Hal ini penting dilakukan karena anak dengan PJB lebih rentan terhadap malnutrisi kurang gizi. Kondisi tersebut bisa membuat daya tahan tubuh anak menurun dan anak menjadi lebih sering sakit.

"Itu bisa memengaruhi keberhasilan operasi di kemudian hari. Karena itu saya kejar status gizinya," ungkap Yuli.

Dengan beragam upaya ini, operasi anak Yuli bisa berjalan dengan lancar. Saat ini, anak Yuli sudah menginjak usia empat tahun dan tampak ceria seperti anak seumurnya.

"Saya sangat bersyukur operasi anak saya berjalan lancar, sehingga saya bisa mengejar tumbuh kembangnya," pungkas Yuli.

Apa yang menimpa anak Yuli diperkirakan juga dialami oleh sekitar 43.200 anak Indonesia setiap tahunnya. PJB merupakan kondisi di mana ada kelainan struktur anatomi, letak, atau fungsi jantung akibat gangguan pembentukan organ jantung pada janin. Gangguan pembentukan organ jantung ini terjadi pada trimester awal kehamilan dan terbawa sampai janin dilahirkan.

Anak yang mengidap PJB memiliki kelainan pada fungsi atau struktur jantungnya. Hal ini dapat berimbas pada masalah yang lebih luas karena jantung merupakan organ yang berperan dalam memompa darah dan mengalirkan oksigen serta nutrisi ke sel-sel tubuh.

Dokter spesialis anak ahli kardiologi dr Rahmat Budi Kuswiyanto SpA(K) MKes mengatakan, kelelahan saat beraktivitas merupakan salah satu gejala utama dari PJB. Pada bayi, salah satu aktivitas tersebut adalah menyusui.

"Akan terlihat kelelahan saat menyusui," ujar dr Budi.

Selain kelelahan saat beraktivitas atau menyusu, dr Budi mengatakan ada beberapa gejala dan tanda PJB pada anak yang perlu diketahui dan diwaspadai oleh orang tua. Gejala PJB lainnya adalah napas cepat atau sesak napas, pertumbuhan terhambat atau berat badan sulit naik, perubahan bunyi atau letak jantung, serta kebiruan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement