REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Industri otomotif global tengah menghadapi persoalan pelik. Mengingat, hingga saat ini, kelangkaan chip masih terjadi dan membuat proses produksi sejumlah jenama jadi terhambat.
Dikutip dari Reuters pada Sabtu (2/10), salah satu pabrikan yang mengalami persoalan itu adalah Mercedes Benz. Chairman Daimler, Ola Källenius mengatakan, kondisi ini membuat Mercedes Benz kesulitan dalam memenuhi permintaan konsumen.
"Permintaan konsumen sangat tinggi. Tapi kelangkaan chip membuat kapasitas produksi kami jadi sangat terbatas," kata Chairman Daimler, Ola Källenius.
Kondisi ini pun membuat sejumlah konsumen untuk model tertentu harus menunggu lebih lama. Bahkan, ada model tertentu yang harus inden hingga satu tahun.
Di Indonesia sendiri, PT Mercedes Benz Distribution Indonesia (MBDI) pada Juli lalu telah mengungkap bahwa kelangkaan chip mulai mempengaruhi pasokan mobil untuk pasar tanah air.
Saat ini, kondisi itu pun masih terjadi. Tapi, Deputy Director Sales Operation and Porduct Management MBDI, Karyanto Hardjosoemarto mengatakan, kondisi itu hanya mempengaruhi beberapa jenis produk saja.
"Produk yang paling terpengaruh adalah produk yang diimpor secara complete built up (CBU). Mayoritas produk yang mengalami keterlambatan adalah niche model atau model yang dipesan khusus oleh konsumen. Sehingga, total volume yang mengalami keterlambatan jumlahnya tidak signifikan," kata Karyanto.
Ia juga menekankan, kelangkaan chip sama sekali tidak berpengaruh terhadap produk complete knock down (CKD). Artinya, hingga saat ini, pasokan untuk produk yang dirakit di Wanaherang, Bogor masih dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan yang ada.