Kamis 07 Oct 2021 05:38 WIB

Mahasiswa IPB Bantu Majukan UMKM di Desa Cibanteng

Mereka terdiri atas UMKM bawang goreng, kerupuk kulit dan kopi.

Mahasiswa IPB membantu UMKM bawang boreng, kerupuk kulit dan kopi di Desa Cibanteng, Bogor.
Foto: Dok IPB University
Mahasiswa IPB membantu UMKM bawang boreng, kerupuk kulit dan kopi di Desa Cibanteng, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tim Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University membantu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Desa Cibanteng, Dramaga, Bogor. Upaya ini bertujuan mendorong UMKM untuk mengembangkan usahanya.

Riska Amalia Firda, menjelaskan, timnya memilih UMKM di Desa Cibanteng karena UMKM di desa tersebut memiliki potensi besar untuk menguasai pasar. Namun,  potensi tersebut belum dikembangkan secara maksimal oleh pemiliknya.

“UMKM di Desa Cibanteng ini sebenarnya memiliki potensi untuk eksis di pasaran, sayangnya pengembangan potensi tersebut belum maksimal karena terkendala modal dan perizinan,” tutur Riska Amalia Firda selaku ketua tim PHP2D BEM FEM IPB University dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (6/10).

 Lebih lanjut, Riska mengatakan, timnya turut memberikan bantuan berupa mesin, pelatihan, dan bantuan akses perizinan usaha untuk tiga UMKM binaannya. UMKM yang dimaksud adalah UMKM Bawang Goreng Cap Semar, UMKM Kerupuk Kulit Lima Saudara, dan UMKM Kopi Sanggabuana.

Sementara itu, pemberian bantuan mesin bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan memberi nilai jual yang lebih tinggi pada produk olahan ketiga UMKM Binaan.

Tidak hanya itu, Tim PHP2D BEM FEM IPB University juga memberikan pelatihan digital marketing. “Dengan adanya pelatihan digital marketing ini kami berharap, UMKM binaan dapat memperluas jangkauan pemasaran sehingga produk yang dihasilkan tidak sebatas dipasarkan di sekitar Desa Cibanteng saja,” tutur Riska Amalia Firda.

Lebih lanjut, Riska menjelaskan, timnya juga akan membantu UMKM binaan untuk memperoleh izin-izin usaha seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT), hingga sertifikasi halal.

“Saya sangat terbantu dengan diadakannya program ini. Semoga dengan diadakannya pelatihan, pendampingan, dan pemberian beberapa bantuan ini dapat mengembangkan saya dan mengenalkan produk saya di masyarakat luas,” ujar Wardi, pemilik UMKM Bawang Goreng Cap Semar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement