REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat orang tua lengah mengawasi, bayi bisa mengalami tersedak makanan maupun benda lain. Tak seperti anak yang sudah bisa berbicara, bayi akan kesulitan memberi tahu kegawatdaruratan yang dialaminya.
Dokter spesialias anak, dr Endah Citraresmi SpA(K), dari Program Studi S3 Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan, saat tersedak, makanan atau benda lain berarti telah masuk ke saluran napas atau tenggorokan. Benda itu dapat menyumbat saluran napas sehingga udara tidak bisa masuk ke dalam paru.
Menutip data dari Injury Facts 2017 di Amerika Serikat, dr Endah mengungkapkan, tersedak merupakan penyebab keempat terbanyak kematian akibat cedera tidak sengaja. Inilah penyebab utama kecelakaan dan kematian pada anak.
"Terutama pada anak usia dibawah tiga tahun," ujar dr Endah dalam acara webinar tentang Mengatasi Kegawatdaruratan di Rumah, dikutip Sabtu (9/10).
Menurut dr Endah, anak dapat tersedak karena makanan berukuran kecil (misalnya permen, kacang tanah, anggur) atau benda kecil (mainan, koin). Anak mudah tersedak karena kemampuan mengunyah dan menelan masih berkembang.
Di samping itu, tersedak juga bisa karena sifat anak yang sering memasukkan benda ke dalam mulut. Ketika saluran napas tersumbat ringan, anak masih bisa berbicara atau membuat bunyi.
Anak juga masih dapat batuk dengan keras. Namun, bila sumbatan berat, dia tidak bisa bernapas, membuat suara, atau batuk tanpa suara. Anak juga mengisyaratkan tanda tersedak dengan memegang tenggorokannya.
"Jika ada sumbatan berat ini, Anda harus bertindak cepat," kata dokter yang praktik di Rumah Sakit Anak Bunda Harapan Kita.