Sabtu 23 Oct 2021 19:56 WIB

Memilih Booster Vaksin yang Tepat Menurut Dr Fauci

Beberapa studi sebut 'booster' vaksin bisa tingkatkan imunitas tubuh.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Beberapa studi sebut 'booster' vaksin bisa tingkatkan imunitas tubuh.
Foto: Pxhere
Beberapa studi sebut 'booster' vaksin bisa tingkatkan imunitas tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa studi mengungkap bahwa booster vaksin bisa meningkatkan imun tubuh dalam melawan mutasi virus corona. Hal ini kemudian memicu pertanyaan apakah kita harus benar-benar mendapatkan booster meski sudah mendapat dua suntikan vaksin? Lalu booster apa yang cocok?

Penasihat Covid-19 Gedung Putih, Anthony Fauci, menjelaskan bahwa dua dosis vaksin sudah cukup melindungi tubuh dari infeksi Covid-19. Meski memang, bagi individu yang ingin mendapat perlindungan optimal dari virus, harus mendapatkan booster jika memenuhi syarat.

Baca Juga

"Vaksin dari rejimen asli yang telah kita dapatkan masih bertahan dengan sangat baik dalam hal perlindungan terhadap penyakit parah dan rawat inap. Walaupun orang yang sudah divaksinasi dalam beberapa bulan terakhir bisa mendapat perlindungan yang optimal dengan booster, asal memenuhi syarat saja,” kata Fauci dalam wawancara di CBS.

Ketika ditanya vaksin mana yang paling cocok untuk dijadikan booster, apakah booster Pfizer atau Moderna, Fauci tidak bisa memberikan jawaban jelas. Sebagai gantinya, dia mengungkap tiga hal penting yang harus dipertimbangkan sebelum mendapat booster vaksin. Tiga hal itu yakni preferensi pribadi, konsultasi dengan dokter, dan melakukan penilaian risiko berdasarkan pertimbangan usia dan jenis kelamin. 

Misalnya, individu yang mendapatkan suntikan Johnson & Johnson dan ingin perlindungan optimal mungkin memutuskan untuk menunggu booster Moderna. Mengingat sebuah studi yang dirilis di medRxiv menemukan bahwa mereka yang mendapatkan suntikan pertama dan kedua Johnson & Johnson, menerima tingkat antibodi yang jauh lebih tinggi dari booster mRNA.

Namun, jika orang tersebut adalah seorang pria muda, mereka dapat memilih untuk tetap menggunakan Johnson & Johnson, yang belum dikaitkan dengan efek samping miokarditis yang jarang terjadi. Meskipun sangat tidak mungkin terjadi, miokarditis (sejenis peradangan jantung) telah terlihat setelah vaksinasi mRNA Covid-19 (Pfizer-BioNTech atau Moderna), terutama pada remaja pria dan dewasa muda.

"Risiko untuk kejadian buruk, benar-benar sangat, sangat langka dan rendah," kata Fauci seperti dilansir dari Best Life, Sabtu (22/10).

Tetapi dalam situasi tertentu, jika Anda seorang wanita, Fauci menyarankan untuk memilih booster Moderna karena efek sampingnya sangat rendah pada perempuan. Jadi, Anda benar-benar harus menyeimbangkan apa manfaat dan risikonya. 

“Tapi, saya ingin menekankan bahwa efek samping booster benar-benar sangat rendah,” jelas dia.

Selanjutnya, Anda harus memastikan booster Covid-19 tersebut sudah terbukti aman dan efektif. Mencari tahu booster mana yang harus didapatkan jika Anda memenuhi syarat pada akhirnya merupakan keputusan individu, dan untuk saat ini, pejabat kesehatan tidak mengungkapkan preferensi apapun terkait itu.

Tetapi jika Anda mengikuti saran Fauci dan melakukan penilaian risiko pribadi sambil berkonsultasi dengan dokter, Anda setidaknya akan tahu bahwa Anda telah membuat pilihan cerdas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement