Sabtu 30 Oct 2021 20:57 WIB

Anak Muda, Islamisme, dan Moderasi Beragama

Islamisme sering disalahpahami sebagai kebangkitan Islam

Red: Karta Raharja Ucu
Santri mengaji dalam peringatan maulid nabi (ilustrasi)
Foto:

Pengikut Islamisme

Secara teoritis, terdapat perbedaan mendasar antara Islam dan Islamisme (Tibi, 2016). Islam adalah agama dan sistem keyakinan yang bersumber dari Allah Swt, disampaikan kepada seluruh manusia melalui Rasulullah Saw. Seluruh ajarannya termaktub dalam Alquran dan hadits, baik menyangkut aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah.

Islam sebagai agama juga mengajarkan politik (disebut politik Islam) kepada umatnya, seperti soal imamah (kepemimpinan), syura (musyawarah), kemaslahatan, keadilan dan lain-lain. Politik (al-siyasah) Islam menurut Ibn Aqil adalah kebijakan yang nyata-nyata menjadikan manusia makin dekat pada kebaikan dan menjauhi kerusakan, meski tidak dibuat oleh Rasulullah Saw dan tidak disinggung oleh wahyu (ma kana fi’lan yakunu ma’ahu al-nasu aqrabu ila al-shalahi wa ab’ada ‘ani al-fasadi, wa in lam yadha’hu al-rasulu wa la nazala bihi wahyun).

Berdasarkan rumusan di atas, politik Islam merupakan high politics, yaitu politik tinggi yang memikirkan kepentingan kebangsaan-kerakyatan. Soal keadilan, penanganan kemiskinan, penegakan hukum, termasuk menentukan sistem politik yang tepat untuk Negara yang plural juga bagian dari politik tinggi.

Islam sebagai agama tidak mengajarkan umatnya untuk memusuhi sistem demokrasi, kerajaan atau sistem pemerintahan apapun sebagai thaghut (sesuatu yang berasal dari selain Allah Swt). Sebagaimana khilafah, demokrasi merupakan sistem pemerintahan sebagai hasil karya ijtihadiyah manusia untuk mengelola dunia ini.

Bedanya, sistem demokrasi boleh dikritik. Sedangkan sistem khilafah selalu merasa benar dan tidak menerima kritik. Bahkan, yang menolak khilafah hukumnya kafir. Gagasan tentang khilafah tidak akan landing bila bersikap angkuh dan selalu merasa benar. Berbeda halnya dengan demokrasi. Setiap orang bebas menerima atau menolak demokrasi.

Bahkan, demokrasi dianggap sistem pemerintah yang buruk, namunia paling baik di antara sistem pemerintahan yang pernah digagas manusia. Demokrasi tidak mengklaim diri sebagai produk yang bersumber dari wahyu. Oleh karena itu, sah saja kalau demokrasi dikritik dan diperbaiki. Inilah ketawadhuan demokrasi. Bandingkan dengan gagasan khilafah yang sudah angkuh sejak dalam pikiran.

Anak-anak muda mestinya open minded, cerdas dan inklusif dalam beragama. Mereka mengikuti Islamisme karena pengaruh seniornya yang berpikiran serba politis. Mereka terdoktrin sedemikian rupa dan kepenthok, seolah tidak ada jalan kembali. Agar mereka dapat berpikir terbuka dan berwawasan keagamaan yang luas, mau tidak mau, mereka harus belajar agama lebih komprehensif kepada guru yang tepat.

Mereka perlu mengaji lagi kepada kyai yang otoritatif dalam mengajarkan agama. Memperbanyak bacaan, memperluas jaringan pertemanan dan pengajian akan memudahkan mereka untuk melihat betapa indah dan luasnya agama Islam.

Islamisme sangat berbeda dengan Islam. Islamisme merupakan Islam politik. Ia menggunakan agama untuk tujuan politik (baca: politisasi agama). Menurut Tibi (h. 1), Islamisme bukan semata politik, tapi politik yang diagamaisasikan. Agamaisasi politik berarti promosi suatu tatanan politik yang dipercaya berasal dari wahyu, dan bukan berdasarkan kedaulatan rakyat. Islamisme tumbuh dari interpretasi atas Islam, tetapi ia bukanlah Islam. Ia merupakan ideologi politik yang berbeda dengan ajaran agama Islam.

Islamisme sering disalahpahami sebagai kebangkitan Islam. Padahal yang terjadi adalah menguatnya penggunaan simbol-simbol agama untuk tujuan politik. Kebangkitan Islam tidak cukup didasarkan pada eforia politik semata.

Kebangkitan Islam harus tumbuh dari kesadaran umat Islam untuk melaksanakan ajaran Islam secara ikhlas dan jujur, membangun ilmu dan peradaban Islam, tanpa tendensi politik kasta rendah. Kebangkitan Islam juga mesti mencontoh teladan Rasulullah Saw yang sukses mengislamkan jazirah Arab dengan sejuk dan damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement