Sabtu 30 Oct 2021 20:57 WIB

Anak Muda, Islamisme, dan Moderasi Beragama

Islamisme sering disalahpahami sebagai kebangkitan Islam

Red: Karta Raharja Ucu
Santri mengaji dalam peringatan maulid nabi (ilustrasi)
Foto:

Jalan Moderat

Anak-anak muda yang sedang semangat beragama, tidak sedikit yang memilih jalan beragama yang ekstrim. Dakwahnya kurang ramah terhadap perbedaan. Keras dan tidak toleran terhadap penganut agama lain. mereka juga kerap memusuhi tradisi atau kearifan lokal. Jika anak-anak muda itu mau sedikit belajar lebih dalam tentang Islam, pasti dijumpai teladan kehidupan Rasulullah SAW yang ideal bagi umatnya.

Rasul mengajarkan cara beragama yang humanis dan moderat. Rasul mengajarkan kewajiban shalat hanya lima kali dalam sehari semalam. Shalat yang lain hukumnya sunnah. Kewajiban shalat ini moderat, tidak berat tidak juga ringan. Waktu-waktu yang diwajibkan untuk shalat juga manusiawi sekali. Yakni di waktu-waktu di mana kita sedang istirahat atau harus istirahat.

Kewajiban zakat tidak dibebankan kepada semua umat Islam. Hanya yang mampu dan hartanya memenuhi syarat haul dan nisablah yang diwajibkan zakat. Tariff zakatnya juga tidak banyak. Hanya 2,5 % saja. Tarif zakat lebih rendah daripada kewajiban pajak kita kepada Negara. Selebihnya hukumnya sunnah.

Kewajiban zakat sangat moderat dan tidak memberatkan. Dua contoh di atas menggambarkan betapa ajaran Islam itu manusiawi dan tidak memberatkan.

Karena itu, untuk menjadi muslim yang taat tidak perlu menjadi ekstrim. Amar makruf dan nahi munkar dilaksanakan secara seimbang. Yang makruf lebih ditekankan mengingat mengajak pada kebaikan lebih mudah dilaksanakan dan tanpa resiko.

Dakwah untuk menghilangkan kemunkaran harus lebih cermat dipikirkan caranya karena ada singgungan dengan kewenangan Negara untuk menjamin ketertiban dan kedamaian masyarakat.

Akhir kata, beragama di jalan tengah, tidak ekstrim kiri atau kanan, merupakan ajaran Islam yang otentik. Beragama yang moderat bukanlah mengamalkan agama secara dangkal. Sebaliknya, beragama secara moderat berarti beragama sesuai dengan yang diajarkan dalam kitab suci.

Karena itu, pemerintah mendorong penguatan moderasi beragama agar agama menjadi inspirasi bagi kemanusiaan dan kemajuan suatu bangsa. Inilah jalan beragama yang mesti diambil oleh kalangan muda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement