Ahad 31 Oct 2021 04:00 WIB

Lima Alasan Metaverse Mark Zuckerberg Bakal Luar Biasa

Facebook resmi berganti nama menjadi Meta.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nidia Zuraya
Foto selebaran yang disediakan oleh Meta menunjukkan logo merek perusahaan baru yang diumumkan oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg selama Konferensi virtual Connect 2021 di Menlo Park, California, AS, 28 Oktober 2021.
Foto: EPA-EFE/META HANDOUT
Foto selebaran yang disediakan oleh Meta menunjukkan logo merek perusahaan baru yang diumumkan oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg selama Konferensi virtual Connect 2021 di Menlo Park, California, AS, 28 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, Mark Zuckerberg baru saja mengganti nama induk perusahaannya, dari Facebook menjadi Metaverse. Namun alasan Zuckerberg mengubah nama perusahaan yang ia buat di kamarnya saat kuliah di Harvard itu, jadi tenggelam tertimpa kabar heboh perubahan nama tersebut.

Dilansir laman Inc Magazine, Sabtu (30/10), Zuckerberg mengaku bahwa pemikirannya tentang gagasan mengubah nama Facebook, sudah dipikirkan matang-matang. Dan ada utas yang jauh lebih penting untuk ditarik, yaitu pernyataan Zuckerberg tentang Metaverse, dan mengapa itu harus menjadi perhatian kita semua.

1. “Saya percaya metaverse adalah bab berikutnya dalam dunia internet”

Awalnya istilah ini berasal dari novel dystopian berjudul “Snow Crash” oleh Neal Stephenson, tentang orang-orang yang melarikan diri dari masyarakat yang runtuh dengan memasuki ‘metaverse’, di mana mereka dapat terhubung dengan orang-orang dan berbagi pengalaman.

Ide dasarnya adalah, daripada kita menggunakan smartphone untuk mengirim pesan ke teman untuk menemui kita di bioskop, kita akan mengenakan kacamata dan ‘menonton’ film bersama secara virtual.

Itu penyederhanaan yang drastis, tetapi intinya adalah bahwa Metaverse akan datang dalam beberapa bentuk lainnya. Ketika itu terjadi, maka Zuckerberg yakin beberapa di antaranya akan menarik.

2. "Ini bukan cara kita menggunakan teknologi"

Mungkin aspek paling terbuka dari Metaverse menurut Facebook adalah cara Zuckerberg menggunakan teknologi dengan cara yang semestinya.

"Di sini kita pada 2021 dan semua perangkat kita masih dibangun dengan aplikasi, bukan dengan manusia. Pengalaman yang diizinkan untuk kita buat dan gunakan, dikontrol sangat ketat dari sebelumnya, dan ada pajak yang tinggi untuk ide-ide kreatif baru. Ini bukan cara seharusnya kita menggunakan teknologi," kata Zuckerberg dalam keynote-nya.

Visi Zuckerberg adalah tentang bagaimana manusia menggunakan teknologi tetapi bisa melepaskan diri dari kendali smartphone.

3. "Mimpi saya adalah merasa hadir bersama orang-orang yang kita sayangi"

Zuckerberg menceritakan sebuah kisah tentang bagaimana ketika dia masih di sekolah menengah, mimpinya adalah membangun produk yang membantu orang merasa hadir bersama orang-orang yang kita sayangi.

Ini menceritakan dua alasan. Yang pertama adalah bahwa ‘hadir’ tidak sama dengan ‘merasa hadir’. Menurut dia, yang jauh lebih penting adalah membangun hubungan nyata dengan orang-orang yang kita sayangi.

Yang kedua adalah Facebook dan Instagram sepenuhnya dibangun di sekitar premis untuk memutuskan hubungan orang-orang dari hubungan nyata dengan hubungan virtual. Orang-orang duduk berseberangan di meja makan, tapi malah melihat Beranda Facebook daripada mengobrol.

"Kami adalah perusahaan yang berfokus pada menghubungkan orang-orang. Sementara sebagian besar perusahaan teknologi lainnya fokus pada bagaimana orang berinteraksi dengan teknologi, kami fokus pada membangun teknologi sehingga orang dapat berinteraksi satu sama lain," kata Zuckerberg.

4. "Pengalaman imersif sepanjang hari"

Saat Zuckerberg menjelaskan jenis teknologi yang akan dibutuhkan agar Metaverse bekerja, dia berbicara tentang hologram, proyektor, prosesor, dan sensor, untuk memetakan dunia di sekitar kita. Tapi, Zuckerberg memberikan permainan ketika dia menjelaskan alasan dari semua teknologi itu.

"Pengalaman imersif sepanjang hari akan membutuhkan banyak teknologi baru," ujar dia. Meskipun kita menghabiskan banyak waktu untuk melihat smartphone, kebanyakan dari kita memiliki kesadaran bahwa itu mungkin bukan hal terbaik untuk kesehatan mental atau fisik kita.

Namun, impian Zuckerberg untuk masa depan akan melibatkan orang-orang yang menghabiskan sepanjang hari dengan memakai kacamata dan berpartisipasi di dunia maya, bukan yang ada di depan mereka.

5. "Masa depan di mana hanya dengan sepasang kacamata...."

Dalam keynote Connect, Zuckerberg menggambarkan masa depan di mana kita bisa memiliki pengalaman mendalam hanya dengan sepasang kacamata. Zuckerberg memperluas gagasan itu dalam sebuah wawancara dengan Ben Thompson dari Stratechery.

"Saya rasa untuk augmented reality, misalnya, salah satu kasus pengguna yang juga seorang pembunuh. Nanti kita akan memiliki kacamata, dan kita akan memiliki sesuatu seperti EMG di pergelangan tangan kita, dan kita akan bisa membuat utas pesan saat kita sedang rapat atau melakukan sesuatu yang lain, dan tidak ada orang lain yang akan memperhatikannya," kata dia menjelaskan.

Sangat mengejutkan Zuckerberg mencontohkan kasus pengguna sebagai seorang pembunuh, bagaimana mereka bisa berinteraksi dengan Metaverse melibatkan pengiriman pesan teks ke seseorang, sambil melakukan percakapan tatap muka dengan orang lain.

Jadi, pada dasarnya, Metaverse sama dengan internet biasa, hanya saja kita bisa menggunakan internet tapi tetap bisa berinteraksi dengan orang di depan kita. Namun, apakah itu internet yang menjanjikan?

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement