Rabu 30 Oct 2024 09:42 WIB

Kurangi Ketergantungan pada Google, Meta Berencana Ciptakan Mesin Pencarian Sendiri

Mesin pencarian ini diharapkan dapat digunakan pengguna Facebook, Instagram, dan WA.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Logo Meta. Meta dikabarkan sedang mengembangkan sebuah mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mengurangi ketergantungan pada Google.
Foto: AP
Logo Meta. Meta dikabarkan sedang mengembangkan sebuah mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mengurangi ketergantungan pada Google.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan induk Instagram dan Facebook, Meta Platforms, dilaporkan sedang mengembangkan sebuah mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI). Menurut The Information, langkah ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan Meta pada mesin pencari Google milik Alphabet dan Bing milik Microsoft.

Persaingan dari segmen mesin pencari AI semakin memanas, dengan perusahaan teknologi seperti OpenAI, Google, dan Microsoft terus berkompetisi demi mendapatkan dominasi di pasar yang berkembang pesat ini. Menurut seorang sumber yang terlibat dalam proyek ini, Meta berencana mengembangkan mesin pencari yang bisa memberikan jawaban langsung kepada pengguna tanpa harus bergantung pada mesin pencari eksternal. 

Baca Juga

“Mesin pencari itu diharapkan dapat memberikan jawaban percakapan kepada pengguna tentang peristiwa terkini melalui chatbot Meta AI di platform WhatsApp, Instagram, dan Facebook,” kata sumber tersebut seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (30/10/2024).

Saat ini, Meta masih mengandalkan mesin pencari Google dan Bing untuk memberikan jawaban kepada pengguna mengenai berita, informasi saham, olahraga, dan lainnya. Di sisi lain, Google secara agresif mengintegrasikan model AI terbaru dan paling kuat, Gemini, ke dalam produk inti seperti Search, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman pencarian yang lebih percakapan dan intuitif.

OpenAI, pembuat ChatGPT, bergantung pada investor terbesarnya, Microsoft, untuk akses ke Bing sebagai sumber informasi dalam menjawab pertanyaan terkini. Namun, penggalian data web untuk melatih model AI dan mesin pencari, telah memicu kontroversi terkait pelanggaran hak cipta dan kompensasi yang adil bagi para pembuat konten.

Pada pekan lalu, Meta mengatakan bahwa chatbot AI-nya akan menggunakan konten Reuters untuk menjawab pertanyaan pengguna secara real time tentang berita dan peristiwa terkini.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement