Jumat 12 Nov 2021 13:32 WIB

Peparnas Jadi Momen Tingkatkan Kualitas Kopi Papua

potensi produk kopi yang dimiliki oleh tanah Papua begitu besar

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Muhammad Akbar
Pengunjung mengamati produk kopi di kios oleh-oleh pasar Mama-mama Papua, Jayapura, Papua, Sabtu (23/10/2021).Sebanyak 34 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan dan mitra Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua menggunakan QRIS sebagai sarana pembayaran digital.
Foto: ANTARA/Indrayadi TH
Pengunjung mengamati produk kopi di kios oleh-oleh pasar Mama-mama Papua, Jayapura, Papua, Sabtu (23/10/2021).Sebanyak 34 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan dan mitra Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua menggunakan QRIS sebagai sarana pembayaran digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Momentum Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021 dapat dijadikan sebagai medium promosi berbagai produk unggulan, khususnya produk kopi yang dimiliki oleh Papua.

Dengan begitu, masyarakat di berbagai pelosok tanah air dapat mengetahui, produk-produk unggulan yang dihasilkan oleh para petani setempat

Ketua Asosiasi Kopi Indonesia DPD Papua, Andrew Bahabol, mengatakan potensi produk kopi yang dimiliki oleh tanah Papua begitu besar, diprediksi bila dioptimalkan bisa mencapai hingga 10 ribu ton.

Sebab, didukung dengan banyak lahan tanah subur yang berada wilayah di Papua yang dapat dipergunakan untuk menanam dua jenis komoditas produk kopi robusta dan arabica.

"Papua berpotensi menghasilkan 10 ribu ton per tahun kita bisa panen. Jadi kalau panen raya saya bisa menyediakan untuk banyak orang yang pesan," kata Ketua Asosiasi Kopi Indonesia DPD Papua Andrew Bahabol bertajuk "Peparnas XVI Dorong UMKM Papua Naik Kelas" di Media Center Kominfo Peparnas Papua pada Kamis (11/11).

Terdapat dua wilayah di Kota Jayapura yang memiliki tanah subur yakni di wilayah Perkampungan Genyem dan Kecamatan Arso yang sangat cocok menjadi tempat penanaman kopi dengan jenis Robusta.

Menurutnya, tanah yang dimaksud termasuk subur dan kondisi alam mendukung, sehingga tanaman kopi dapat tumbuh subur dalam waktu yang relatif lebih cepat.

Selain itu, di daerah Kabupaten Jayawijaya, Yahukimo, dan Dogiyai dapat ditanamkan dengan jenis kopi Arabica. Mengingat, wilayah tersebut sangat mendukung penanaman dengan jenis kopi seperti di atas.

"Wamena di Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Yahukimo, dan Moanemani di Kabupaten Dogiyai dapat ditanam kopi dengan jenis Arabica," katanya.

Dalam mendukung hal itu, kini dirinya tengah melakukan serangkaian pembinaan terhadap sekitar 50 orang kaum milenial di wilayah-wilayah terkait. Mereka diajak untuk bergabung menjadi petani kopi.

Sehingga, lanjutnya, bisa menjadi pondasi awal dalam mendorong kebangkitan produk kopi Papua di berbagai kancah nasional, regional, hingga internasional.

Pemuda-pemudi ini, kata dia, dilatih dengan cara pendekatan dari hati ke hati. Agar, dapat ikut berpartisipasi secara aktif dalam mengelola berbagai produk kopi yang dihasilkan oleh Papua. Mengingat, potensi dari tanaman kopi yang dapat dihasilkan oleh Papua ini bisa membuat kesejahteraan seluruh masyarakat menjadi lebih baik.

"Pengelolaan kopi ini saja dapat membuat kesejahteraan masyarakat Papua menjadi lebih baik," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement