REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Nilai ekspor kopi dari Sumatra Utara selama periode Januari-Oktober 2021 mencapai Rp 3,1 triliun dengan volume 53.015 ton.
"Berdasarkan data IQFAST Badan Karantina Pertanian, permohonan sertifikasi kopi ekspor itu untuk ke berbagai negara," ujar Kepala Karantina Pertanian Belawan Andi PM Yusmanto di Medan, Sumut, Selasa (16/11).
Ekspor biji kopi Sumut itu antara lain ke Amerika Serikat, China, Kanada, Australia, Jepang, Belgia, Malaysia dan India. Biji kopi termasuk dari 10 komoditas pertanian Sumut yang rutin setiap bulannya diekspor.
Sembilan komoditas lainnya minyak kelapa sawit, pinang biji, ampas sawit RBD palm olein, karet lempengan, kayu karet, kayu oak putih, kelapa parut, dan RBD palm stearin. "Karantina Pertanian Belawan terus mendorong peningkatan ekspor biji kopi dan termasuk komoditas pertanian lainnya untuk mendukung petani/eksportir," kata Andi.
Hal itu sekaligus mendukung dan menyukseskan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks) yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Karantina Pertanian Belawan, katanya, secara rutin memberikan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari, dan SPS measure, sesuai yang dipersyaratkan negara tujuan ekspor.
Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut Saidul Alam mengatakan, volume ekspor kopi Sumut sedikit terganggu akibat musim trek yang masih dirasakan hingga awal November ini. Namun, harapannya ekspor kopi Sumut pada 2021 bisa sama atau bahkan melampaui realisasi di 2020.
Pada 2020, volume ekspor kopi Sumut 53.585 ton dengan devisa 259,114 juta dolar AS Ekspor di 2020 itu lebih rendah dari 2019 yang 61.676 ton senilai 337,293 juta dolar AS. "Pandemi Covid-19 mengganggu permintaan dan termasuk pengapalan biji dan produk kopi Sumut lainnya," ujar Saidul.