IHRAM.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan dan Budayawan Betawi
Sebagai komunitas bisnis di zona-zona ekonomi, sarekat dagang sudah berperan sejak Islam kuasai dagang di Andunisi (Indonesia,red) pada XV M. Bahkan, itulah Sarekat dagang yang memilih Syahbandar.
Sarekat Dagang Islam (SDI) di dirikan oeh Samanhudi di Solo: "koperasi" batik muslim dan non idiologis. Tak sentralistik. Di Jakarta SDI didirkan oleh Tirtoadisuryo 1909 dan di Bogor oleh Bajenet 1909.
Sarekat Dagang sejak berdiri anggota-anggotanya nya kebanyakan Islam, lihat lithografi di atas.
H0S TJokroaminito ikut SDI tapi tak ada kaitan aspiratif dengan kelak berdirinya Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912. Sarekat Dagang semacam KADIN. Ada pun SI pergerakan politik.
Para sejarawan kemudian kait-kaitkan keduanya tanpa dasar. Tidak perlu berebut tua dengan Budi Utomo yang tahun 1908. Umat Islam Indonesia sebenarnya punya organisasi pergerakan yang lebi tua lagi, yakni Jamiatul Khair yang lahir tahun 1903. Itu kalau soal adu tua.
Pendiri SI Omar Said dan Ali Surati Indian Moslem. A Muis later on. Diduga Surati ide drager perlunya organisasi Islam idiologis. Jamiatul Khair bersifat sosial. Mungkin Ali Surati itu orang Pan Islamisme yang berada dalam jaringan Pekojan.
SI dapat pengakuan/ RECHTSPERSOON tahun 1913. Menurut A.P.E Korver pada tahun 1914 anggota SI sudah mencapai dua jtuta orang.
Ini yang membuat Yahudi Belanda dengan 85 orang anggota dengan grup masing-masing: SOCIAL Democratisch Partij dan Social Democratisch Actie Partij berduyun-duyun pergi ke Jawa dan kontak Omar Said pada tahun 1914 minta dibantu. Ini karena dua grup tadi yang dipimpin Sneevliet mau mendirikan Indische Social Democratisch Partij.
Dari sini kita dapat tarik pelajaran politik, setiap ada gerakan Islam baru saja muncul langsung dibayangi Yahudi.