Senin 06 Dec 2021 12:12 WIB

'Setahun' di Planet Ini Hanya Butuh Waktu 8 Jam

Planet ini dibombardir dengan radiasi yang lebih dari 500 kali lebih kuat dari Bumi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi planet. Para astronom dari German Aerospace Center Institute of Planetary Research menemukan sebuah planet ekstrem dengan periode orbit sangat pendek.
Foto: W. M. Keck Observatory/Adam Makarenko via haw
Ilustrasi planet. Para astronom dari German Aerospace Center Institute of Planetary Research menemukan sebuah planet ekstrem dengan periode orbit sangat pendek.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Para astronom dari German Aerospace Center Institute of Planetary Research menemukan sebuah planet yang 'menakutkan'. Planet ini lebih kecil dari Bumi dan begitu dekat dengan bintangnya sehingga planet itu menyelesaikan orbit atau satu putaran mengelilingi bintangnya hanya dalam delapan jam.

Planet ini disebut planet periode ultra-pendek (USP). Sebagai perbandingan, Bumi berevolusi mengelilingi matahari dalam waktu setahun atau 365 hari.

Baca Juga

Bintang induknya, yang terletak relatif dekat pada jarak 31 tahun cahaya, adalah planet kerdil merah lebih kecil dan lebih dingin dari matahari kita. Meskipun demikian, planet ini sangat dekat sehingga suhu permukaannya bisa mencapai 2.700 derajat Fahrenheit. Planet ini dibombardir dengan radiasi yang lebih dari 500 kali lebih kuat dari radiasi di Bumi. 

Planet yang disebut GJ 367 b ini lebih kecil dari kebanyakan exoplanet yang ditemukan sejauh ini, yang cenderung sebanding ukurannya dengan Jupiter. Ia hanya memiliki setengah massa Bumi tetapi sedikit  lebih besar dari Mars dengan diameter 5.500 mil. 

Ditemukan menggunakan Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA, pemburu planet berbasis ruang angkasa yang mendeteksi planet menggunakan metode transit, di mana ia mengamati cahaya dari bintang yang jauh untuk mencari penurunan kecerahan yang disebabkan oleh planet yang bergerak di antara bintang dan Bumi. 

Setelah ditemukan menggunakan TESS, GJ 367 b diselidiki lebih lanjut menggunakan Teleskop 3.6m milik European Southern Observatory, teleskop berbasis darat yang menggunakan metode berbeda untuk menentukan radius dan massanya dengan lebih tepat. 

“Dari penentuan radius dan massa yang tepat, GJ 367 b diklasifikasikan sebagai planet berbatu,” kata pemimpin peneliti Kristine Lam, dilansir dari Digital Trends, Senin (6/12). 

“Tampaknya memiliki kesamaan dengan Merkurius. Ini menempatkannya di antara planet terestrial berukuran sub-Bumi dan membawa penelitian selangkah lebih maju dalam pencarian ‘Bumi kedua’,” ujar dia. 

Namun, terlepas dari kemiripannya dengan Bumi, Anda tidak akan ingin pindah ke GJ 367 b. Suhu permukaannya sangat panas sehingga hampir bisa menguapkan besi. Para peneliti berpikir bahwa planet ini mungkin telah kehilangan seluruh lapisan luarnya, yang disebut mantel luar. 

Mempelajari planet dapat membantu para astronom mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana planet dan sistem planet terbentuk. Ini dapat membantu kita memahami lebih banyak tentang perkembangan planet dan tata surya kita sendiri. 

“Kami sudah tahu beberapa di antaranya, tetapi asal-usulnya saat ini tidak diketahui. Dengan mengukur sifat dasar yang tepat dari planet USP, kita bisa melihat sekilas tentang pembentukan sistem dan sejarah evolusi,,” kata Lam. 

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Science

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement