Jumat 17 Dec 2021 07:17 WIB

Ketatnya Persaingan di Pasar Bus

Meski pasar bus terus tertekan saat pandemi, persaingan masih sangat ketat.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengunjung sedang memotret  mobil jenis  Bus Hino AK tahun1984  dalam pameran Indonesia Classic and Unique Bus di Jakarta Internasional Expo, Jakarta, Kamis (22/3).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Pengunjung sedang memotret mobil jenis Bus Hino AK tahun1984 dalam pameran Indonesia Classic and Unique Bus di Jakarta Internasional Expo, Jakarta, Kamis (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri bus merupakan salah satu industri yang cukup menjanjikan. Beberapa jenama seperti Mercedes Benz dan Hino yang terus terus konsisten dalam melakukan perakitan dan pemasaran beragam chassis bus di Indonesia.

Meski pandemi juga membuat pasar bus tertekan, tapi kedua pemain besar itu tetap melakukan sejumlah langkah untuk tetap menjaga pangsa pasar. Chief Operating Officer Director PT Hino Motors Sales Indonesia, Santiko Wardoyo mengatakan, saat ini market share Hino dalam pasar bus di Indonesia berada dalam level di atas 50 persen.

Baca Juga

"Sepanjang Januari hingga Oktober 2021 kami telah memasarkan sekitar 500 unit bus," kata Santiko dalam talkshow Hino dan Forum Wartawan Otomotif Indonesia (FORWOT) beberapa waktu lalu.

Hino menargetkan total penjualan sepanjang 2021 sebanyak 700 unit bus. Ia optimistis Hino bisa tetap jadi pemimpin pasar karena Hino hadir dengan beragam line up yang efisien, tangguh dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selanjutnya, Hino akan segera melakukan penyegaran sejumlah produk yang akan hadir sesuai dengan standar Euro 4. Selain itu, lanjut dia, Hino juga terus melakukan kajian untuk menghadirkan chassis bus premium 6x2.

"Semakin kesini konsumen memang mulai tertarik dengan bus yang lebih nyaman. Hal itu terlihat dari tingginya peminat untuk produk kami yang menggunakan suspensi udara. Selanjutnya, kami juga terus melakukan kajian untuk menghadirkan chassis premium yang jauh lebih nyaman dan bisa digunakan untuk bus double decker," ujarnya.

Soal teknologi, Hino sendiri cukup diminati karena hadir dengan mesin yang tangguh dan memiliki biaya operasional yang lebih efisien. Training Division Head PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI), Anton Febrianto mengatakan, seluruh hal itu bisa tercapai karena Hino hadir dengan teknologi pelumasan yang canggih. 

"Teknologi itu membuat mesin Hino lebih efisien dalam penggunaan oli. Hal ini memembuat biaya penggantian oli untuk bus Hino jadi lebih rendah hingga 78 persen," kata Anton.

Presiden Direktur PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI), Jung-Wo Park mengatakan, beragam langkah yang dilakukan Mercedes Benz berhasil membuat pabrikan Jerman ini tetap jadi dua besar dalam pasar bus Tanah Air.

"Kami optimistis tahun ini bisa membukukan market share sebesar 50 persen," kata Jung-Wo Park kepada Republika.co.id saat dijumpai di sela Luncheon Session with DCVI di Jakarta beberapa waktu lalu.

Per November 2021 sendiri, posisi penjualan Mercedes Benz berada pada level 420 unit. Lewat penjualan itu, Mercedes Benz telah mengantongi market share sebesar 48,6 persen.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement