Selasa 21 Dec 2021 13:49 WIB

Dua Gejala tak Biasa Infeksi Varian Omicron

Varian omicron menimbulkan gejala Covid-19 yang berbeda dengan varian lainnya.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi varian omicron dari virus penyebab Covid-19. Infeksi omicron menimbulkan gejala yang berbeda dengan gejala klasik Covid-19.
Foto: Pixabay
Ilustrasi varian omicron dari virus penyebab Covid-19. Infeksi omicron menimbulkan gejala yang berbeda dengan gejala klasik Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian omicron tampak memicu gejala Covid-19 yang tak biasa pada penderitanya. Gejala-gejala ini berbeda dengan gejala klasik Covid-19 seperti demam, batuk persisten, dan kehilangan indra penciuman atau perasa.

Berdasarkan data dari Afrika Selatan di mana omicron merupakan varian dominan, ada dua gejala spesifik yang sering dikeluhkan oleh pasien Covid-19 saat ini. Kedua gejala tak biasa tersebut adalah nyeri punggung bagian bawah dan tenggorokan gatal.

Baca Juga

Mengingat kedua gejala ini sangat umum, banyak orang mungkin tidak langsung mengaitkan tenggorokan gatal atau nyeri punggung bawah yang mereka rasakan dengan Covid-19. Hal ini bisa berimbas pada banyaknya kasus Covid-19 yang terabaikan.

Data yang melibatkan 78 ribu kasus varian omicron di Afrika Selatan juga menemukan bahwa varian ini memicu gejala yang lebih ringan. Tingkat perawatan di rumah sakit akibat varian omicron juga lebih rendah 23 persen dibandingkan varian delta.

Hal senada juga diungkapkan oleh Chief Executive of Discovery Health, Ryan Roach, beberapa waktu lalu. Roach mengatakan para ahli mendapati bahwa gejala Covid-19 akibat varian omicron yang paling umum adalah tenggorokan gatal.

Gejala ini biasanya disertai dengan gejala hidung mampat. Tak jarang pula, gejala seperti batuk kering dan nyeri di punggung bawah ikut menyertai. Baik tenggorokan gatal maupun nyeri punggung bawah tak pernah dikaitkan dengan gejala Covid-19 akibat varian lain sebelumnya.

Belum lama ini, dilaporkan ada satu gejala lain yang juga tak biasa akibat varian omicron. Gejala tersebut adalah berkeringat di malam hari sampai harus ganti baju. Informasi ini didapatkan dari dokter yang menerima keluhan-keluhan dari pasien Covid-19 yang mereka tangani.

photo
Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Salah satu orang pertama yang mencurigai keberadaan varian omicron, dr Angelique Coetzee, mengatakan perubahan karakteristik gejala Covid-19 mulai terpantau pada November. Kala itu, dr Coetzee menemukan cukup banyak pasien Covid-19 dengan gambaran klinis yang berbeda dengan varian delta.

Para ahli mengatakan upaya terbaik untuk melindungi diri dari varian omicron saat ini adalah mendapatkan dosis vaksin Covid-19 ketiga atau booster. Pemberian dosis tambahan tersebutdapat meningkatkan proteksi terhadap varian Omicron secara signifikan. Sebagai contoh, dua dosis vaksin Covid-19 Pfizer yang ditambah dengan booster bisa memberikan proteksi hingga 75 persen.

"Data ini menunjukkan betapa pentingnya booster vaksin," jelas Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement