Senin 27 Dec 2021 10:48 WIB

NASA Rencanakan Misi Antarbintang yang Berlangsung Selama 100 Tahun

Jika disetujui, probe akan diluncurkan tahun 2036 menyeidiki ruang antarbintang.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Alam semesta
Foto: pixabay
Alam semesta

REPUBLIKA.CO.ID, MARYLAND -- Misi luar angkasa selalu bersifat jangka panjang. Ralph McNutt dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas John Hopkins (JHU-APL) di Amerika Serikat (AS) bersama rekan-rekannya baru saja menerbitkan proposal terperinci tentang penyelidikan antarbintang pada masa depan.

Badan Antariksa Amerika ( NASA) memiliki wahana yang telah bertahan 40 tahun menjelajah luar angkasa. Wahana Voyager 1 adalah salah satu pesawat antariksa tertua dan objek buatan manusia yang paling jauh dari Bumi. Wahana ini masih melakukan sains di antariksa sejak diluncurkan 40 tahun lalu.

Baca Juga

Voyager 1 dan 2 membuat sejarah pada 2010-an ketika meninggalkan gelembung gas panas yang mengelilingi Matahari, yang disebut heliosphere. Pesawat itu telah memasuki medium antarbintang-wilayah ruang yang didominasi oleh partikel, debu, dan medan magnet yang dihasilkan oleh bintang lain. Namun, Voyager bukanlah misi antarbintang.

Voyager 1 telah melintasi sekitar 23 miliar km atau 155 kali jarak Matahari. Voyager telah memberi tahu manusia hal-hal baru tentang lingkungan galaksi tempat Matahari berada. Voyager awalnya dirancang untuk menyurvei planet luar, seperti Jupiter, Saturnus, Neptunus, dan Uranus yang mereka selesaikan dengan cara yang spektakuler.

“Voyager memiliki instrumen di kapal yang disesuaikan untuk eksplorasi planet. Mereka tidak memiliki instrumen khusus untuk benar-benar memahami proses di tepi heliosfer,” kata Elena Provornikova dari JHU-APL. 

Yang perlu dicatat, misi Voyager bukanlah misi antarbintang. Sistem bintang terdekat terlalu jauh untuk dijangkau oleh penyelidikan operasional dengan teknologi Voyager. Namun, pesawat ruang angkasa itu akan menjadi penjelajah abadi di celah antara bintang-bintang.

Kini, NASA memiliki hal baru untuk diselidiki. Studi baru dimulai atas perintah divisi heliofisika NASA. Konsep kerjanya adalah pesawat ruang angkasa sebesar 850 kg, dilengkapi dengan sensor untuk mengukur parameter seperti partikel bermuatan dan netral, medan magnet, dan debu. Ini adalah penyelidikan antarbintang yang diusulkan untuk menyelidiki sistem antarbintang. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement