Rabu 26 Jan 2022 17:37 WIB

Pakar Virus Amerika Memprediksi Apa yang Terjadi Selanjutnya pada Covid-19

Menurut dr Ashish Jha, manusia akan keluar dari gelombang infeksi terburuk.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Pakar virus memprediksi apa yang terjadi selanjutnya pada Covid-19. (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Pakar virus memprediksi apa yang terjadi selanjutnya pada Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Covid-19 memuncak di banyak negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Indonesia akibat penyebaran varian omicron. Lantas muncul pertanyaan, apa yang akan terjadi berikutnya?

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Brown University, dr Ashish Jha, menjelaskan prediksinya melalui akun Twitter. Berikut perkiraan ahli terkait bagaimana kondisi yang akan dihadapi dunia selanjutnya, seperti dilansir di laman Eat This Not That pada Rabu (26/1/2022): 

Baca Juga

1. Infeksi menurun dalam beberapa pekan

Jha menyebutkan prediksinya tentang masa transisi pandemi. Manusia akan keluar dari gelombang infeksi terburuk yang pernah dialami. Kasusnya tinggi, tetapi mulai turun di sebagian besar negara. Momen ini menimbulkan banyak pertanyaan. Dengan satu pertanyaan besar, apa yang terjadi selanjutnya? 

Dia mengatakan, sulit untuk membuat prediksi, terutama tentang masa depan. Jadi harus berhati-hati tentang seberapa banyak kita dapat memprediksi dengan pasti. 

Namun, beberapa hal tampaknya cukup masuk akal untuk diasumsikan. “Pertama, infeksi cenderung terjadi penurunan dalam beberapa pekan mendatang,” kata Jha.

2 Banyak orang punya kekebalan tinggi

Infeksi turun dengan cepat. Diperkirakan akan mencapai tingkat lonjakan pra-omicron dalam satu atau dua pekan. Pada pertengahan Februari, infeksi seharusnya relatif rendah di banyak negara. 

Mengapa rendah? Karena tingkat kekebalan populasi yang tinggi. Mungkin 100 juta hingga 120 juta orang akan terinfeksi dalam lonjakan omicron. Kita bisa melihat semakin banyak orang dengan tingkat kekebalan yang relatif tinggi untuk beberapa bulan ke depan.

3. Apa yang harus dilakukan?

“Ketika jumlah kasus turun dan kapasitas rumah sakit meningkat secara signifikan, kita harus melonggarkan pembatasan kesehatan masyarakat termasuk pembatasan penggunaan masker dan pembatasan berkumpul di dalam ruangan. Mengapa tidak membiarkannya? Karena penerapan protokol itu mahal dan harus digunakan dengan hemat," jelasnya.

4. Prediksi muncul varian baru

Apakah akan ada varian lain? Semua itu diprediksi sangat mungkin. Jadi, saat kita menarik kembali pembatasan kesehatan masyarakat, maka harus mulai bersiap untuk lonjakan pada masa depan, apakah itu omicron, delta, atau varian lain. Jelas, diharapkan tidak akan ada lonjakan pada masa depan. Sekalipun terjadi lonjakan, itu tidak masalah karena kekebalan populasi yang sudah tinggi. Namun, harapan bukanlah strategi.

5. Begini cara mempersiapkannya

Dalam sebulan ke depan, akan ada banyak tes yang dilajukan. Namun produsen boleh jadi sudah berhenti membuatnya. Jadi saatnya bagi pemerintah AS untuk berkomitmen membeli, menyimpan miliaran tes untuk digunakan dalam gelombang berikutnya. Fokus pada vaksinasi global juga adalah hal yang penting. 

6. Tetap terapkan prokes

Protokol kesehatan tetap tidak bisa diabaikan. Apa pun yang akan terjadi, manusia sudah harus punya perlindungan. 

“Kalau kita bersiap, lonjakan apa pun yang terjadi, kita bisa siap,” kata dr Jha. 

Dengan tes, masker, serta vaksinasi, maka kita mampu mengelola lonjakan di masa depan tanpa gangguan besar pada kehidupan atau mata pencaharian. Para ahli kesehatan tidak dapat memprediksi pasti apa yang akan terjadi SARS-CoV2. 

Namun kita semua dapat bersiap. Jadi, ikuti dasar-dasar kesehatan masyarakat dan bantu akhiri pandemi ini, di mana pun Anda tinggal. Dapatkan vaksinasi atau booster secepatnya; memakai masker wajah N95; hindari kerumunan besar; praktikkan kebersihan tangan yang baik. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement