REPUBLIKA.CO.ID, BALTIMORE – Selama bertahun-tahun, dunia kedokteran terus mengembangkan seni prosedur yang dibantu robot. Cara ini memungkinkan dokter untuk meningkatkan teknik mereka di dalam ruang operasi.
Para peneliti Amerika Serikat (AS) mengatakan sebuah robot telah berhasil melakukan operasi lubang kunci pada babi sendirian tanpa bimbingan tangan manusia. Bahkan, ahli bedah robot menghasilkan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan manusia. Terobosan tersebut merupakan langkah lain menuju hari saat operasi otomatis sepenuhnya diterapkan pada pasien.
Robot Otonom Jaringan Cerdas (Star) melakukan operasi laparoskopi untuk menghubungkan dua ujung usus pada empat babi. Menurut sebuah makalah yang diterbitkan di Science Robotics, robot unggul dalam prosedur yang membutuhkan tingkat presisi tinggi dan gerakan berulang.
Axel Krieger dari Universitas Johns Hopkins mengatakan ini menandai pertama kalinya sebuah robot melakukan operasi laparoskopi tanpa bantuan manusia. “Temuan kami menunjukkan bahwa kami dapat mengotomatiskan salah satu tugas paling rumit dan rumit dalam operasi, yaitu penyambungan kembali dua ujung usus. The Star melakukan prosedur pada empat hewan dan menghasilkan hasil yang jauh lebih baik daripada manusia yang melakukan prosedur yang sama,” kata Hopkins.
Menghubungkan dua ujung usus adalah prosedur yang menantang dalam operasi gastrointestinal yang membutuhkan ahli bedah untuk menerapkan jahitan atau jahitan dengan akurasi dan konsistensi yang tinggi. Bahkan sedikit getaran tangan atau jahitan yang salah tempat dapat mengakibatkan kebocoran yang dapat mengakibatkan pasien menderita komplikasi yang fatal.
Krieger, asisten profesor teknik mesin di Johns Hopkins, membantu menciptakan robot, sistem yang dipandu penglihatan yang dirancang khusus untuk menjahit jaringan lunak. Ini meningkatkan model 2016 yang memperbaiki usus babi, tetapi membutuhkan sayatan besar untuk mengakses usus dan lebih banyak bimbingan dari manusia.
Dilansir The Guardian, Kamis (27/1), para ahli mengatakan fitur baru memungkinkan untuk meningkatkan presisi bedah, termasuk alat penjahitan khusus dan sistem pencitraan yang memberikan visualisasi yang lebih akurat dari bidang bedah.
Sulit bagi robot untuk melakukan operasi jaringan lunak karena hal itu tidak dapat diprediksi yang memaksa mereka untuk dapat beradaptasi dengan cepat. Menurut Krieger, yang membuat Star istimewa adalah sistem robotik pertama yang merencanakan, mengadaptasi, dan melaksanakan rencana bedah di jaringan lunak dengan intervensi manusia yang minimal.
Anastomosis robotik atau penggabungan dua struktur secara bedah adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa tugas bedah yang membutuhkan presisi tinggi dan pengulangan dapat dilakukan dengan lebih akurat dan presisi pada setiap pasien terlepas dari keterampilan ahli bedah.
“Kami berhipotesis bahwa ini akan menghasilkan pendekatan bedah yang demokratis untuk perawatan pasien dengan hasil pasien yang lebih dapat diprediksi dan konsisten,” tambahnya.