Selasa 02 Jul 2024 09:26 WIB

Amazon Kerahkan 750 Ribu Robot, Gantikan Lebih dari 100 Ribu Pekerja Manusia

Ratusan ribu robot tersebut menggantikan lebih dari 100 ribu pekerja.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Logo Amazon
Foto: AP Photo/Michael Sohn, File
Logo Amazon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan teknologi multinasional asal Amerika Serikat, Amazon.com secara agresif mempekerjakan 750 ribu robot untuk bekerja bersama karyawannya. Ratusan ribu robot tersebut menggantikan lebih dari 100 ribu pekerja manusia, dikutip dari Yahoo.com.

Perusahaan swasta terbesar kedua di dunia itu secara total kini mempekerjakan sebanyak 1,5 juta orang. Angka tersebut merupakan penurunan lebih dari 100.000 karyawan dari 1,6 juta pekerja pada 2021.

Baca Juga

Perusahaan tersebut memiliki 520 ribu robot pada 2022 dan 200 ribu robot pada 2019. Seiring dengan Amazon mendatangkan ratusan ribu robot per tahun, perusahaan secara perlahan mengurangi jumlah karyawannya.

Robot-robot tersebut, termasuk model-model baru seperti Sequoia dan Digit, dirancang untuk melakukan tugas yang berulang, sehingga meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kecepatan pengiriman bagi pelanggan Amazon.

Sequoia, misalnya, mempercepat manajemen inventaris dan pemrosesan pesanan di pusat pemenuhan. Sementara Digit, robot berkaki dua yang dikembangkan bekerja sama dengan Agility Robotics, menangani tugas-tugas seperti memindahkan kotak jinjing kosong.

Investasi yang signifikan dalam bidang robotika menunjukkan komitmen Amazon terhadap inovasi dalam rantai pasokannya dan menyoroti keyakinan perusahaan terhadap potensi sinergis kolaborasi manusia-robot. Meskipun otomatisasi berskala besar, Amazon menekankan bahwa penerapan robot telah menciptakan kategori pekerjaan terampil baru di perusahaan tersebut, yang mencerminkan tren industri yang lebih luas menuju integrasi teknologi canggih dengan tenaga kerja manusia.

Penerapan lebih dari 750.000 robot oleh Amazon mewakili langkah signifikan menuju otomatisasi di perusahaan terbesar kedua di dunia itu. Peralihan ini berpotensi berdampak signifikan terhadap dinamika pekerjaan di dalam dan di luar perusahaan.

Meskipun Amazon menyatakan bahwa robot dimaksudkan untuk bekerja secara kolaboratif dengan karyawan manusia, membantu mereka melakukan tugas berulang untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan di tempat kerja, kekhawatiran tentang perpindahan pekerjaan dan dampaknya terhadap tenaga kerja tidak dapat dihindari.

Integrasi robot Amazon seperti Sequoia dan Digit ke dalam pusat pemenuhannya adalah bagian dari strategi yang lebih luas untuk meningkatkan operasi rantai pasokannya melalui teknologi canggih. Robot-robot tersebut dirancang untuk menyederhanakan operasi dan memastikan waktu pengiriman ke pelanggan lebih cepat. Perusahaan menekankan bahwa solusi robotik mendukung keselamatan tempat kerja dan memungkinkannya menawarkan lebih banyak produk untuk pengiriman pada hari yang sama atau hari berikutnya.

Pengenalan robot dalam jumlah besar ke dalam angkatan kerja menimbulkan pertanyaan tentang peran tenaga kerja manusia di masa depan dalam model operasional Amazon. Dampaknya terhadap pekerjaan, khususnya tugas-tugas yang sangat berulang dan dapat dengan mudah diotomatisasi, merupakan kekhawatiran banyak orang.

Penelitian dari institusi seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT) menunjukkan bahwa robot industri mempunyai dampak negatif yang signifikan terhadap pekerja, memengaruhi pekerjaan dan upah di area dimana robot tersebut ditempatkan. Diskusi yang lebih luas mengenai konsekuensi ekonomi dan politik dari otomatisasi itu menyoroti ketakutan yang meluas akan perpindahan pekerjaan dan potensi peningkatan ketimpangan pendapatan.

Terlepas dari kekhawatiran ini, Amazon telah menunjukkan penciptaan 700 kategori jenis pekerjaan terampil yang sebelumnya tidak ada di perusahaan, menunjukkan bahwa otomatisasi juga dapat mengarah pada penciptaan jenis peluang kerja baru. Evolusi dalam angkatan kerja Amazon ini dapat mencerminkan pergeseran sifat pekerjaan dimana karyawan manusia beralih ke tugas-tugas yang lebih kompleks dan tidak berulang yang memerlukan tingkat keterampilan dan kreativitas yang lebih tinggi.

Amazon dapat berperan sebagai mikrokosmos bagi tren perekonomian yang lebih luas, di mana integrasi robotika dan kecerdasan buatan (AI) membentuk kembali industri dan pasar tenaga kerja. Tantangan bagi Amazon, dan masyarakat pada umumnya, adalah menavigasi perubahan-perubahan ini dengan cara yang memaksimalkan manfaat otomatisasi sekaligus memitigasi dampak negatif terhadap lapangan kerja dan memastikan bahwa keuntungan dari peningkatan produktivitas dibagikan secara luas ke seluruh angkatan kerja.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement