Selasa 01 Feb 2022 09:36 WIB

Laboratorium AS Kembangkan Energi dari Pelebran Nuklir

NIF melakukan proses peleburan dengan laser untuk memanaskan hidrogen di dalam kapsu

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Fusi Nuklir (ilustrasi)
Foto: VOA
Fusi Nuklir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Ketahanan energi adalah salah satu hal yang masih terus diperjuangkan. Hingga saat ini, para ilmuwan masih ditantang untuk mampu menghadirkan energi yang ramah lingkungan dan efisien.

Dikutip dari BBC pada Senin (31/1), tantangan ini pun sedang dicoba dipecahkan oleh National Ignition Facility (NIF). Laboratorium di Kalifornia, Amerika Serikat (AS) itu mencoba menghadirkan energi terbarukan lewat sebuah reaksi dari peleburan nuklir.

Baca Juga

Produksi energi dari fusi nuklir itu disebut dengan pembakaran plasma. Reaksi ini diklaim bisa menghasilkan clean energi dengan jumlah yang tak terbatas.

Fisikawan Lawrence Livermore National Laboratory (LLNL), Annie Kritcher mengatakan, kunci dari reaksi ini adalah dengan melakukan fusi atau peleburan dengan energi yang siminimal mungkin tapi bisa menghasilkan energi yang jauh lebih banyak.

NIF melakukan  proses peleburan dengan laser untuk memanaskan hidrogen di dalam kapsul. Hidrogen yang dipanaskan merupakan hidrogen yang mengandung deuterium dan tritium.

Proses ini membuat hidrogen terkompres dan suhunya naik jadi 100 juta derajat celcius. Hal ini pun menghasilkan gas bermuatan listrik yang disebut plasma. "Proses ini bisa menghasilkan pancaran energi yang jauh lebih besar dari energi yang dibutuhkan dalam proses peleburan," kata Annie.

Salah satu kunci kesuksesan penelitian ini adalah penggunaan kapsul yang bisa menampung lebih banyak bahan bakar dan mampu menyerap energi lebih banyak.

Lewat tahapan ini, maka NIF akan melanjutkanya dengan proses "ignition"  untuk melekukan proses produksi energi. Per Agustus 2021, NIF menyatakan kesiapanya telah mencapai 70 persen untuk melakukan proses "ignition".


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement