Jumat 01 Aug 2025 07:15 WIB

MUI Kawal Pemanfaatan Nuklir di Indonesia, Lawan Ghazwul Fikri Jika Nuklir Mengerikan

Energi nuklir dinilai tidak melepas gas rumah kaca.

Rep: Mg159/ Red: A.Syalaby Ichsan
Focus group discussion (FGD) bertema Prospek Nuklir untuk Kedaulatan Energi yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Kamis (31/7/2025).
Foto: Mg159
Focus group discussion (FGD) bertema Prospek Nuklir untuk Kedaulatan Energi yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Kamis (31/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) gelar focus group discussion (FGD) bertema Prospek Nuklir untuk Kedaulatan Energi di Jakarta, Kamis (31/7/2025).

Wakil Sekretaris Jenderal MUI M Azrul Tanjung mengungkapkan, FGD tersebut untuk merespons rencana kerja sama Indonesia dan Rusia untuk pemanfaatan energi nuklir menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Baca Juga

Azrul melihat nuklir dapat beri manfaat bagi Indonesia jika digunakan dengan ukuran tertentu.“Dengan ukuran-ukuran tertentu, sepertinya nuklir ini akan menimbulkan manfaat,” kata tokoh Muhammadiyah yang akrab disapa Buya Azrul.

Buya Azrul menuturkan, FGD dilakukan untuk memberi pencerahan kepada umat, karena sudah terbiasa memiliki konotasi negatif ketika mendengar kata “nuklir”. Konotasi tersebut condong kepada kehancuran dan dinilai tidak memberikan manfaat. 

“Sangat penting bagi kita untuk melakukan diskusi, supaya paling tidak memberikan pencerahan kepada umat. Karena sejak kita kecil mendengar kata-kata nuklir itu konotasinya selalu negatif, pemusnah massal. Kita tahu bom atom meluluhlantakkan Jepang, bagaimana dengan nuklir, tentu dampaknya akan lebih besar lagi,” ujar Buya Azrul.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement