REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Kehutanan UGM dan Institute of Biology Leiden (IBL), Faculty of Science, Leiden University mempererat kerja sama pelestarian tumbuhan tropika. Kerja sama itu diwujudkan lewat pelatihan identifikasi tumbuhan tropika Hortus Botanicus Leiden (HBL) bersama PIU UGM.
Dalam pelatihan yang berlangsung selama Januari 2022 tersebut peserta-peserta mendapatkan materi kelas, kunjungan lapangan di Hortus Botanicus Leiden, Hortus Botanicus Utrecht, Naturalis Biodiversity Center, serta pertemuan kerja sama.
Dosen Dendrologi, Atus, senang bisa berpartisipasi dalam pelatihan ini. Menurutnya, dendrologi yang mempelajari dasar-dasar pengenalan jenis pohon perlu pengayaan ilmu pengetahuan, penegasan keilmuan dosen berkelas dunia dan kunjungan lapangan ke kebun botani bersejarah.
Universiteit Leiden berdiri sejak 1575. Hampir bersamaan dengan pembukaan Alas Mentaok di Bumi Mataram. Pada 1590, HBL mulai dimapankan oleh Clusius. Ini termasuk awal mula ilmu botani dikembangkan oleh para pecinta tumbuhan.
"Lalu, 18 Mei 1817 diikuti peresmian Kebun Raya Bogor. Tentu kesemuanya itu jadi sejarah yang sangat menarik dan penting untuk diambil hikmahnya saat ini," kata Atus yang juga meneliti mentaok dan flora sumbu filosofi Yogyakarta, Sabtu (5/2/2022).
Ia menilai, Yogyakarta dan Leiden memiliki beberapa kemiripan. Keduanya kota bersejarah, kental kebudayaan lokal dan tempat berdirinya kampus tua LU dan UGM. Pengalaman LU dalam mengelola HBL akan dapat membantu Fakultas Kehutanan UGM.
Dalam pengelolaan hutan pendidikan, khususnya dan pengembangan kebun botani UGM, restorasi Alas Mentaok dan flora sumbu filosofi Yogyakarta, umumnya. Direktur HBL, Prof Paul Kessler berharap, hasil pelatihan dapat meningkatkan pemahaman.