REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru yang dipublikasikan di PLOS Medicine menemukan risiko masa depan yang mungkin dihadapi penyintas Covid-19 yang sudah keluar dari rumah sakit. Pasien Covid-19 yang dapat bertahan setidaknya sepekan setelah dirawat inap kemungkinan memiliki risiko dua kali lebih besar untuk meninggal atau kembali diopname lagi dalam beberapa bulan berikutnya dibandingkan dengan populasi umum.
Penulis utama studi dan profesor epidemiologi Statistik London School of Hygiene & Tropical Medicine Inggris, dr Krishnan Bhaskaran, mengatakan, temuan ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh efek virus yang bertahan lama. Ia menyebut, Covid-19 sejak awal memang menyerang orang-orang yang lebih rentan.
"Ditambah lagi ada konsekuensi umum yang merugikan dari sakit parah dan dirawat di rumah sakit. Jadi, risikonya lebih mirip ketika kita membandingkannya dengan pasien flu yang dirawat di rumah sakit," kata Bhaskaran.
Meski begitu, temuan studi tersebut tetap mengejutkan. Bhaskaran mengatakan, dua hal yang menonjol pada pasien Covid-19 adalah tingginya risiko pasien kembali diopname atau kematian akibat Covid-19.
"Ada juga risiko kematian akibat demensia, khususnya pada mereka yang sudah mengidap penyakit demensia sebelumnya," ungkap Bhaskaran.
Membandingkan risiko
Dilansir Medical News Today, Selasa (8/2/2022), Bhaskaran dan rekan-rekannya membandingkan data kesehatan dari 24.673 pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, kelompok kontrol populasi umum yang cocok secara demografis sebanyak 123.362 orang, dan 16.058 orang yang dirawat karena influenza. Untuk penelitiannya, mereka menggunakan data OpenSAFELY Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS).
Para peneliti melacak kesehatan individu hingga 315 hari setelah keluar rawat inap. Selama periode ini, tim mengatakan, pasien Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi dari semua penyebab kematian. Mereka juga menemukan kematian terkait demensia.
"Temuan ini menyoroti pentingnya pemantauan pasien setelah pulang dari rumah sakit," kata Bhaskaran.
Pasien Covid-19 yang telah keluar rumah sakit memiliki kemungkinan empat hingga lima kali lebih besar meninggal daripada anggota kelompok kontrol. Risiko mereka hampir dua kali lipat dari orang yang sebelumnya dirawat di rumah sakit karena influenza.