REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Lumba-lumba air tawar terakhir yang masih hidup di bentangan Sungai Mekong di timur laut Kamboja telah mati. Menurut pejabat margasatwa pada Rabu (16/2/2022), lumba-lumba Irrawaddy mati setelah terjerat jaring ikan.
Departemen Konservasi Perikanan Kamboja mengumumkan di halaman Facebook, mamalia air itu ditemukan mati di tepi sungai di provinsi Stung Treng dekat perbatasan dengan Laos pada Selasa (15/2/2022). Kantor berita Kamboja AKP menyatakan, ekor lumba-lumba terlihat terjerat jaring ikan sekitar seminggu sebelumnya.
Dikatakan bahwa lumba-lumba tidak dapat berenang dengan benar setelah itu dan mati karena cedera. Dia tidak mampu untuk menangkap mangsanya yang biasa untuk makanan.
Administrasi Perikanan Kamboja dan konservasionis lainnya menyatakan, alasan kematian lumba-lumba ini bukan hanya terjerat dalam jaring ikan. Spesies ini juga terancam oleh polusi.
Dalam beberapa tahun terakhir, risiko juga meningkat karena perubahan iklim dan perairan yang dibuat dangkal oleh pembangunan bendungan di hulu. Kedua kondisi itu mengurangi jumlah spesies air lain yang dimakan lumba-lumba.
Sensus pertama lumba-lumba Irrawaddy di Kamboja pada 1997 memperkirakan populasinya sekitar 200. Pada 2020, populasinya diperkirakan 89, tetapi ada optimisme saat itu bahwa jumlahnya telah stabil.
Lumba-lumba Irrawaddy atau dikenal sebagai lumba-lumba Sungai Mekong ini diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature. Kelompok lain dari lumba-lumba ini ditemukan lebih jauh ke hilir di Kamboja dan di dua sungai air tawar lainnya, Irrawaddy Myanmar dan Mahakam Indonesia di pulau Kalimantan.