Jumat 18 Feb 2022 13:35 WIB

Main Wordle Bisa Tingkatkan Memori? Begini Kata Ahli

Gim populer Wordle disebut mampu membantu tingkatkan memori pemain.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Wordle, gim populer yang menantang pemainnya untuk menebak kata dari balok huruf yang tertata acak. Gim seperti ini disebut-sebut bagus untuk memori.
Foto: Wordle
Wordle, gim populer yang menantang pemainnya untuk menebak kata dari balok huruf yang tertata acak. Gim seperti ini disebut-sebut bagus untuk memori.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gim Wordle bisa menjadi teman yang mengisi kejenuhan. Gim permainan tebak kata yang populer ini cukup sederhana, namun menantang karena pemain harus menebak kata dari balok huruf yang tertata acak. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apa betul gim seperti Wordle bisa membantu meningkatkan memori dan kekuatan otak?

Jawabannya adalah mungkin. Profesor dan direktur pusat Neurobiologi dan Memori di University of California, Michael Yassa, mengatakan bahwa game seperti Wordle bisa mengaktifkan hormon dopamin. Yassa mengaku sudah mencoba memainkan gim tersebut sejak Januari.

Baca Juga

"Dopamin itu neurotransmitter yang terkait dengan perasaan senang, puas, dan motivasi. Itu bisa mewarnai hari Anda dengan cara yang positif. Bermain gim juga meningkatkan keterampilan memecahkan masalah," kata Yassa, seperti dilansir WebMD, Jumat (18/2/2022)

Manfaat lain dari bermain gim adalah memicu interaksi sosial pada sebagian orang. Ketika pemain berhasil menebak kata dalam dua atau tiga kali percobaan menyombongkannya di media sosial adalah hal biasa. Interaksi sosial seperti demikian berdampak baik untuk otak manusia.

"Ketika Anda berinteraksi dengan orang lain, ada lebih banyak pelepasan dopamin dan oksitosin yang biasa disebut hormon cinta. Kedua hormon ini terkait dengan empati, kepercayaan, dan membangun hubungan," kata Yassa.

Lalu bagaimana dengan klaim dari beberapa ahli bahwa Wordle akan membuat sinapsis otak baru, yang dibutuhkan untuk komunikasi antar sel atau akan memperkuat yang sudah ada? Yassa mengatakan, sejauh ini tidak ada studi tentang itu. Namun menurut dia, klaim itu cukup masuk akal.

"Ketika Anda terlibat dalam aktivitas baru yang terkait dengan otak dan memori, Anda dapat membuat sinapsis baru,'' kata Yassa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement