Senin 21 Feb 2022 12:53 WIB

Batuk Pilek Biasa dan Covid-19 pada Anak Sulit Dibedakan, Ini Anjuran Dokter

Anak kerap mengalami batuk dan pilek ketika mengalami infeksi virus dan bakteri.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Anak kerap mengalami batuk dan pilek ketika mengalami infeksi virus dan bakteri.
Foto: www.freepik.com.
Anak kerap mengalami batuk dan pilek ketika mengalami infeksi virus dan bakteri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa pandemi Covid 19, ketika anak mengalami demam, batuk dan pilek, orang tua langsung khawatir. Mereka takut anaknya positif Covid 19 karena menunjukkan gejala tersebut. Lalu bagaimana cara membedakan batuk pilek Covid-19 dan bukan pada anak?

Anggota Satgas Covid 19 dan Unit Kelompok Kerja (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Nastiti Kaswandai SpA(K), mengatakan, demam, batuk dan pilek merupakan gejala yang ditunjukkan atau didapatkan oleh saluran nafas kita, akibat suatu proses peradangan yang disebabkan infeksi apapun. Penyebab infeksi bisa berbagai macam, bisa karena bakteri atau virus.

Baca Juga

"Semua bisa menimbulkan gejala batuk, pilek dan demam sampai jika berat bisa menimbulkan sesak nafas yang disebut pneumonia," ungkapnya dalam 'Tanya IDAI di Instagram Live, Batuk dan Pilek pada Anak, Apakah Pasti Covid 19?', belum lama ini.

Menurutnya, Covid-19 juga merupakan virus yang bisa menyebabkan infeksi. Gejala yang ditimbulkan Covid-19 mirip dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang disebabkan oleh bakteri atau virus lain. 

"Sayangnya demikian," ujarnya.

Untuk membedakannya, lanjut dokter Nastiti, yang paling baik adalah dengan swab PCR. Hal Ini sekaligus untuk menyingkirkan dugaan bahwa 'ini bukan Covid-19'. 

"Karena sekarang ini Covid-19 mempunyai spektrum gejala yang cukup bervariasi. Dari yang tanpa gejala, gejala ringan, dan lainnya," tambahnya.

Ia mengungkapkan, pihaknya menemukan beberapa kasus, misalnya, ada yang tanpa gejala, tapi karena mau menggunakan jasa maskapai penerbangan, ketika melakukan swab hasilnya positif. Ada pula yang ditemukan positif Covid-19 pada saat skrining untuk tindakan lain. 

Ada pula yang gejalanya hanya demam saja atau sakit tenggorokan saja, tapi ternyata positif. Ada juga yang sampai radang paru akut atau sesak nafas, ketika diswab positif.

Ia menambahkan, memang ada beberapa penelitian yang mengeluarkan rambu-rambu yang mengatakan omicron tidak sampai sesak, namun lebih banyak diare. Tapi kenyataannya di lapangan, ada juga yang menimbulkan sesak napas, padahal awalnya hanya batuk dan pilek.

"Jadi memang sulit membedakan batuk pilek disebabkan covid atau disebabkan virus atau bakteri lainnya, selain memeriksakan bakteri atau virus apa yang ada si saluran nafas. Sebenarnya swab PCR bukan cuma untuk covid saja, tapi ada kuman lain seperti tuberkulosis dan lainnya," paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement