REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Lebih dari 2,7 juta kasus yang melibatkan malware Emotet telah terdeteksi secara global sejak akhir tahun lalu. Malware ini yang dianggap paling berbahaya di dunia.
Emotet, yang menginfeksi komputer setelah dikirim melalui lampiran email, telah menyebar dengan cepat dalam beberapa bulan terakhir, dengan 90 ribu kasus informasi pada November dan 1,07 juta pada Januari. Perusahaan keamanan Proofpoint Inc. mengatakan lebih dari 1,25 juta kasus terdeteksi pada awal Februari.
Dilansir dari Japan Today, Selasa (22/2/2022), pakar keamanan siber menduga sekelompok peretas yang tidak tertangkap dalam tindakan keras global pada Januari 2021 mulai mendistribusikan Emotet menjelang akhir tahun lalu. Di Jepang, lebih dari 20 perusahaan dan organisasi, termasuk pembuat produk rumah tangga Lion Corp dan pembuat rumah Sekisui House Ltd, diyakini telah terkena malware.
Para ahli memperingatkan bahwa malware, yang pertama kali muncul pada 2014, dapat mencuri informasi sensitif. Malware ini sering disebarkan melalui email yang disamarkan sebagai pesan balasan dari klien dan teman.
Sekitar 19 juta kasus infeksi Emotet terdeteksi secara global dalam satu bulan di tahun 2018. Pihak berwenang di enam negara Eropa serta Kanada dan AS menurunkan server utama pada Januari tahun lalu dalam operasi yang dikoordinasikan oleh Europol dan malware dinetralkan pada April.
Lion mengatakan pada 3 Februari 2022 bahwa komputer karyawan grup terinfeksi Emotet. Perusahaan mengatakan bahwa data termasuk alamat email dan baris subjek dicuri dari servernya, yang menyebabkan beberapa email yang disamarkan sebagai email dari karyawan Lion dikirim ke banyak orang.
Perusahaan dan organisasi Jepang lainnya yang kemungkinan terkena Emotet termasuk Kracie Holdings Ltd, pembuat pakaian dalam Wacoal Corp, Ricoh Leasing Co dan operator kolam renang di Prefektur Wakayama.