Teori di balik teriakan
Terapi teriakan primal dimulai pada awal 1970-an, dengan selebritas seperti musisi John Lennon dan aktor James Earl Jones, yang menjadi pendukung besar. Terapi ini didasarkan pada The Primal Scream, sebuah buku oleh Arthur Janov, seorang psikoterapis AS.
Janov berpendapat bahwa neurosis disebabkan oleh rasa sakit yang ditekan dari trauma masa kanak-kanak. Dia mengatakan, rasa sakit dapat dilepaskan melalui pengalaman dasar dan reaksi terhadap emosi dengan berteriak.
"Premis dasar di balik terapi teriak adalah pelepasan endorfin, zat kimia yang dilepaskan oleh tubuh yang mengurangi stres," kata Evona L Smith, seorang praktisi perawat keluarga dan dokter keperawatan di Louisiana yang telah menulis buku yang dimaksudkan untuk membantu anak-anak menghadapi pandemi.
Sederhananya, endorfin berinteraksi dengan reseptor di otak yang menghasilkan perasaan positif dalam tubuh. Smith mengatakan kepada Healthline bahwa meskipun terapi jeritan dapat memicu pelepasan endorfin dan ujungnya mengurangi stres, ada cara yang lebih ringan untuk mengatasi stres selama pandemi.
Berita aslinya dapat dibaca di: https://www.healthline.com/health-news/the-covid-19-pandemic-can-make-you-want-to-scream-and-that-could-be-helpful#Pandemic-parenting