REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Platform media sosial baru Donald Trump, Truth Social, telah terkendala dengan masalah pendaftaran dan daftar tunggu yang panjang. Pengembang Web Matt Ortega menemukan email dari Truth Social yang memberitahukan bahwa akunnya telah diblokir.
Padahal Ortega belum pernah memposting apa pun ke Truth Social karena akunnya adalah salah satu dari banyak akun yang masuk dalam daftar tunggu untuk bergabung. Ortega dilarang masuk karena nama pengguna yang dia gunakan bernama @DevinNunesCow.
Nama @DevinNunesCow adalah nama yang sama digunakan oleh akun parodi Twitter ketika penciptanya digugat oleh Politisi Republik Devin Nunes. Nunes mengklaim akun parody itu memfirnahnya.
“Akun Anda @DevinNunesCow telah diblokir. Setelah peninjauan yang cermat, kami telah memutuskan untuk menghapus akun Anda secara permanen karena pelanggaran pedoman komunitas Truth Social,” bunyi subjek email Truth Social yang diterima Ortega.
Jadi, seorang pengguna dilarang dari platform media sosial karena mendaftarkan nama pengguna yang tidak disukai oleh CEO Truth Social. Menariknya, Truth Social memiliki aturan khusus yang membatasi pidato di platform jika melibatkan Trump.
Ketika Truth Social pertama kali diumumkan tahun lalu, persyaratan layanan situs secara eksplisit melarang meremehkan, menodai, atau merugikan. Ortega bukan satu-satunya yang telah mengalami batas kebebasan berbicara Truth Social meskipun dalam keadaan yang sangat berbeda.
Dikutip Mashable, Rabu (23/2), Stew Peters mengklaim telah disensor di Truth Social. Tidak seperti Ortega, Peters sudah memiliki akun di platform Trump dan sudah memposting konten.
Menurut Peters, postingannya yang menyerukan eksekusi mereka yang bertanggung jawab atas vaksin Covid-19, dicap sebagai konten sensitif oleh Truth Social. Vaksin yang tersedia di AS dikembangkan di bawah pemerintahan Trump dan merupakan sesuatu yang terus dipuji oleh Trump sebagai keberhasilan.
“Saya SUDAH disensor di Truth Social. Kebebasan berbicara tidak gratis,” tulis Peters di layanan obrolan Telegram.
Tindakan Peters merupakan tindakan yang ingin dihindari oleh para pendukung Trump yang mulai menggunakan Truth Social. Penggemar Trump yang paling setia mungkin akan segera tersadar ketika mereka mengetahui aturan kebebasan berbicara Truth Social kemungkinan tidak berbeda dari perusahaan Big Tech yang ingin mereka ganti, seperti Twitter.