Senin 10 Mar 2025 10:23 WIB

IHSG Dibuka Lesu, Pasar Tunggu Data Indeks Keyakinan Konsumen

IHSG dibuka melemah 31,07 poin atau 0,47 persen ke posisi 6.604,93.

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/2/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (10/3/2025) diperkirakan bergerak mendatar di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap data indeks keyakinan konsumen (IKK) Indonesia. IHSG dibuka melemah 31,07 poin atau 0,47 persen ke posisi 6.604,93. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 6,70 poin atau 0,89 persen ke posisi 743,69.

"IHSG diprediksi bergerak sideways (mendatar) dengan peluang menguat," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin (10/3/2025).

Baca Juga

Dari dalam negeri, pelaku pasar tengah menantikan rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2025 yang dijadwalkan pada 11 Maret 2025, dengan proyeksi kenaikan ke level 127,5 pada Februari 2025 dari 127,2 pada Januari 2025. Perkiraan ini menarik perhatian karena terjadi di tengah meningkatnya risiko ketidakpastian global

Dari mancanegara, pada Kamis (06/03), Presiden AS Donald Trump menunda tarif 25 persen yang diberlakukan awal pekan ini terhadap sebagian besar barang dari Kanada dan Meksiko. Kebijakan perdagangan yang berubah-ubah ini semakin memperkuat pandangan pasar bahwa tarif digunakan sebagai strategi negosiasi.

Trump sebelumnya telah memberlakukan bea masuk terhadap kedua negara pada Selasa (4/3), tetapi segera mengecualikan produsen mobil yang mematuhi perjanjian perdagangan bebas yang ada.

Di sisi lain, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyatakan bahwa perekonomian berada dalam kondisi yang baik. Powell menegaskan bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga dan menyoroti kekhawatiran terkait kebijakan Presiden Donald Trump.

Saham Eropa ditutup melemah pada Jumat (7/3), setelah investor menghadapi gejolak kebijakan perdagangan AS sepanjang minggu serta laporan pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan sebelumnya.

Indeks pan-Eropa STOXX 600 turun 0,7 persen dalam sepekan, mengakhiri reli 10 sesi berturut-turut rekor terpanjang sejak awal 2024.

Ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan AS membuat indeks saham AS Wall Street mencatat kerugian mingguan terbesar dalam beberapa bulan terakhir.

Pada perdagangan Jumat (7/3), indeks Dow Jones Industrial Average menguat 222,64 poin atau 0,52 persen me level 42.801,72, sementara S&P 500 naik 31,68 poin atau 0,55 persen ke 5.770,20, indeka Nasdaq Composite juga mengalami kenaikan 126,97 poin atau 0,70 persenke 18.196,22.

Namun, secara mingguan, indeks S&P 500 turun 3,1 persen, Nasdaq melemah 3,45 persen, dan Dow terkoreksi 2,37 persen, sementara itu, indeks Russell 2000 Small Cap mencatat penurunan 3,86 persen.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 150,08 poin atau 0,41 persen ke level 37.037,25, indeks Shanghai melemah 11,00 poin atau 0,33 persen ke posisi 3.361,55, indeks Kuala Lumpur menguat 2,37 poin atau 0,15 persen ke posisi 1.549,64, dan indeks Straits Times melemah 7,68 poin atau 0,19 persen ke 3.906,85.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement