Senin 07 Mar 2022 02:48 WIB

Arkeolog Temukan Jejak Homo Sapiens di Tepi Sungai China

Temuan berusia sekitar 40 ribu tahun itu ditemukan di tepi Sungai Huliu, China.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Nihewan Basin, situs ditemukannya aktivitas manusia awal-awal di China.
Foto: wikipedia common
Nihewan Basin, situs ditemukannya aktivitas manusia awal-awal di China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Tim arkeolog internasional melaporkan temuan bukti tidak langsung mengenai adanya Homo sapiens di Xiamabei, China. Temuan yang berusia sekitar 40 ribu tahun itu ditemukan di tepi Sungai Huliu, China utara.

Peninggalan yang dimaksud berupa jejak budaya 'modern' manusia prasejarah, berupa teknologi pemrosesan pigmen serta peralatan batu berukuran kecil. Laporan mengenai temuan itu sudah diterbitkan di jurnal Nature.

Baca Juga

Peninggalan arkeologi termasuk pengolahan oker, bahan pewarna cokelat yang menyerupai warna bijih besi. Temuan lainnya adalah bilah-bilah batu yang ditempa dengan halus. Jenisnya belum pernah ditemukan di China.

Ada pula penemuan terpisah yang ditemukan di Gua Tianyuan dan Gua Zhoukoudian, tak jauh dari lokasi. Begitu pula skullcap modern ditemukan di Salkhit dan berumur sekitar 34 ribu tahun yang lalu.

Tanpa tulang-belulang yang ditemukan, semula temuan itu bisa juga terkait dengan manusia purba Denisovan atau Neanderthal. Akan tetapi, ada alasan penemuan di Xiamabei lebih terkait dengan Homo sapiens.

Hal itu mengingat konteks temuan di China dan fakta bahwa sisa-sisa manusia modern dari periode yang sama ditemukan di daerah tersebut. Profesor Michael Petraglia dari Institut Max Planck Jerman untuk Ilmu Sejarah Manusia, menyampaikan pandangannya tentang temuan itu.

"Begitu saya melihat koleksi arkeologi, saya langsung tahu bahwa ini adalah situs yang signifikan," kata Petraglia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement