REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan mengidentifikasi molekul terbesar yang pernah ditemukan dalam cakram debu dan gas yang bergolak di sekitar bintang yang baru lahir. Dalam awan yang berputar-putar ini, para astronom mendeteksi tanda dimethyl ether, sebuah molekul yang terdiri dari sembilan atom atau CH3OCH3.
Molekul pembawa oksigen ini dapat bertindak sebagai bahan penyusun gula dan biomolekul lainnya. Artinya, molekul ini bisa dianggap sebagai senyawa prebiotik.
Karena piringan di sekitar bintang bernama IRS 48 akan menggumpal bersama untuk membentuk eksoplanet, penemuan molekul tersebut dapat memiliki implikasi penting tentang bagaimana kehidupan muncul di semesta.
“Dari hasil ini, kita bisa belajar lebih banyak tentang asal-usul kehidupan di planet kita dan karena itu mendapatkan ide yang lebih baik tentang potensi kehidupan di sistem planet lain,” kata astronom Nashanty Brunken dari Universitas Leiden di Belanda, dilansir dari Sciencealert, Selasa (8/3/2022).
Dimethyl Ether adalah bentuk molekul yang paling sederhana dari ether, dan tidak jarang di ruang angkasa. Faktanya, molekul tersebut adalah salah satu molekul paling melimpah yang terdeteksi di daerah pembentuk bintang di ruang antarbintang.
Diperkirakan bahwa molekul-molekul ini terbentuk di daerah pembentuk bintang yang dingin, sebelum bintang-bintang terbentuk dari awal tebal debu di dalamnya. Para ilmuwan berpikir bahwa molekul sederhana, seperti karbon monoksida, menempel pada butiran debu dan membentuk lapisan es yang mengalami reaksi untuk membentuk molekul yang lebih kompleks.