REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Bandung meluluskan 63 sarjana ilmu komunikasi dalam wisuda gelombang IX di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Rabu (16/3). Kompetensi lulusan tersebut dipastikan akan menjawab kebutuhan industri media di era media digital saat ini.
Ketua Stikom Bandung Dr Dedy Djamaluddin Malik mengatakan, kompetensi dan wawasan lulusan perguruan tinggi makin ditantang di era digitalisasi, khususnya dalam menjaga etika dan integritas pribadi sebagai praktisi komunikasi. Jika tantangan itu tidak sanggup dijawab, maka akan banyak pelanggaran etika dalam praktik industri media digital.
Lulusan Stikom Bandung, papar dia, disiapkan untuk mengikis pelanggaran etika industri media digital dan penyimpangan komunikasi publik, dengan dibekali kompetensi dan nilai-nilai integritas. ‘’Industri komunikasi tampak gegar dengan kemajuan teknologi, sehingga integritas dan etika praktisinya cenderung dikendalikan algoritma mesin yang mengarah menjadi materialistik,’’ ujar Dedy dalam sambutan di acara wisuda Stikom Bandung, Rabu (16/3).
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Stikom Bandung Nursyawal menambahkan, kurikulum pendidikan tinggi harus dinilai ulang, terutama dalam aspek kompetensi etika digital. Dengan demikian, tegas dia, maka kemajuan teknologi dapat mengembangkan peradaban serta memelihara kemanusiaan.
‘’Lulusan Stikom Bandung sengaja disiapkan mewarnai peradaban komunikasi yang sehat demi kemajuan bangsa ini,’’ ujar Nursyawal. Karena itu, pihaknya optimistis, ke-63 sarjana yang baru dilantik saat ini, akan sangat dibutuhkan oleh indistri media.
Salah satu yang disiapkan Stikom Bandung, yakni melahirkan lulusan yang siap mengisi industri penyiaran. Terlebih, ungkap Nursyawan, sesuai perintah UU Cipta Kerja, pada April 2022 ini, Indonesia segera menutup layanan siaran televisi analognya.
Kondisi itu, lanjut dia, akan berdampak pada tingginya kebutuhan tenaga kerja untuk televisi lokal digital di seluruh Indonesia. Para sarjana baru ini tentu berharap UU Cipta Kerja benar-benar memenuhi janjinya, yakni untuk menciptakan lapangan kerja.
Menurut Nursyawal, kegiatan pencanangan dimulainya siaran televisi digital juga resmi akan berlangsung di Kota Bandung, khususnya Provinsi Jabar sebagai tuan rumah. ‘’Ini’akan menjadi pembuktian bahwa masyarakat Indonesia siap beralih ke televisi digital, begitupun dengan janji digitalisasi televisi yang kian berkualitas siarannya untuk masyarakat,’’ tandasnya.