REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengungkapkan, jumlah anak yang diopname karena varian omicron lima kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan kasus rawat inap selama gelombang delta. Dari Maret 2020 hingga 19 Februari 2022, tingkat rawat inap mingguan memuncak selama dominasi omicron dalam pekan yang berakhir pada 8 Januari 2022.
Angkanya sekitar 14,5 per 100 ribu bayi dan anak-anak lain di bawah lima tahun. Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa (15/3/2022), untuk bayi berusia kurang dari enam bulan, rawat inap kira-kira enam kali lebih tinggi selama minggu puncak dominasi omicron dibandingkan selama dominasi delta.
"Rasio tingkat rawat inap saat omicron mendominasi versus delta juga meningkat di antara bayi dan anak-anak berusia enam sampai 23 bulan dan dua sampai empat tahun," ungkap laporan itu,
dilansir laman Fox News, Jumat ( 18/3/2022).
Tingkat anak yang masuk ICU bulanan sekitar 3,5 kali lebih tinggi selama puncak dominasi omicron pada Januari 2022 dibandingkan selama puncak dominasi delta pada September 2021. Tingkat masuk ICU anak selama dominasi omicron memuncak pada sekitar 3,5 kali tingkat puncak selama dominasi delta.
Sekitar 63 persen di antara anak tersebut tidak memiliki kondisi medis yang mendasari. Bayi di bawah enam bulan mencapai 44 persen dari total jumlah pasien yang masuk ICU.
Di sisi lain, lama rawat inap di rumah sakit sedikit lebih pendek selama lonjakan omicron. Angkanya enam persen lebih sedikit anak di bawah lima tahun yang dirawat di rumah sakit yang membutuhkan perawatan intensif.