REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volvo Cars mengatakan kekurangan semi-konduktor telah memukul produksi. Krisis chip kemungkinan akan berlanjut hingga kuartal kedua. Ini memaksa mereka untuk memangkas perkiraan pengiriman kendaraan untuk setahun penuh.
"Ekspektasi Volvo Cars adalah meningkatkan volume penjualannya untuk tahun 2022 penuh," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
"Gangguan itu berarti perusahaan sekarang mengharapkan pertumbuhan marjinal dalam pengiriman untuk tahun penuh 2022, dibandingkan dengan 2021," tambah pernyataan itu, dikutip Reuters, Rabu (23/3/2022).
Volvo, yang mayoritas dimiliki oleh Geely Holding China, mengatakan masalah tersebut tidak terkait dengan perang di Ukraina. Namun, pertempuran di sana telah mengakibatkan peningkatan biaya untuk bahan baku, energi, dan pengiriman.
"Volvo Cars terus bekerja dengan penetapan harga untuk mengurangi efeknya," katanya.
Kekurangan chip semikonduktor global telah memperlambat jalur produksi pembuat mobil. Pada Februari, Volvo mengatakan kemacetan rantai pasokan akan tetap menjadi faktor penghambat, sementara kekurangan komponen akan membaik secara bertahap.