REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19, masalah long Covid yang muncul setelahnya semakin menjadi kekhawatiran. Jumlah penyintas yang mengalami long Covid di dunia diperkirakan mencapai lebih dari 100 juta orang per Oktober 2021, menurut studi dari University of Michigan.
Gejala long Covid yang muncul bisa sangat beragam dan dalam tingkat keparahan yang berbeda-beda. Sebagian orang mungkin hanya mengalami gejala long Covid ringan, namun sebagian lain merasakan gejala yang sampai menghambat aktivitas sehari-hari.
Hal ini pula yang disoroti dalam survei terbaru dari Healthily yang melibatkan responden perempuan. Salah satu dampak long Covid pada perempuan yang cukup mengkhawatirkan berdasarkan survei ini adalah penurunan libido.
Mengacu pada survei, sebanyak hampir setengah dari responden wanita mengalami penurunan libido atau hasrat seksual setelah sembuh dari Covid-19. Dalam beberapa kasus, tingkat libido seseorang dapat mengindikasikan kesehatan orang tersebut secara umum.
"(Penurunan libido) ini bisa memicu masalah pada hubungan asmara mereka, di mana 34 persen telah melaporkan bahwa kondisi ini juga memengaruhi kesuburan mereka," jelas Chief Medical Officer Healthily Prof Maureen Baker, seperti dilansir laman Express, Ahad (27/3/2022).
Selain penurunan libido, para responden perempuan dalam survei ini juga mengeluhkan masalah lain yang mereka alami setelah sembuh dari Covid-19. Keluhan lain yang juga cukup banyak dialami para perempuan penyintas Covid-19 adalah rambut rontok.
Dokter umum berbasis di London, dr Ann Nainan, mengatakan dampak yang terjadi selama long Covid mungkin bersifat sementara. Seiring waktu, dr Nainan mengatakan, penurunan libido yang dialami para responden perempuan mungkin bisa kembali seperti sedia kala secara alami.
"Tapi, ada juga beberapa perubahan yang bisa Anda lakukan pada pola hidup atau hubungan Anda, yang bisa membantu meningkatkan kembali hasrat seksual Anda," jelas dr Nainan.