REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus mendukung digitalisasi Indonesia dengan membangun berbagai infrastruktur penopang digitalisasi seperti pusat data (data center) dan komputasi awan (cloud). Hal ini disampaikan Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam acara bertajuk "Digitalisasi Nusantara Expo & Summit 2022" yang diadakan Kadin Indonesia di Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (29/3/2022) lalu.
Ririek mengatakan perubahan perilaku masyarakat akibat pandemi semakin cepat terjadi. Beberapa contohnya, saat ini makin banyak masyarakat yang terbiasa bekerja dari jarak jauh, belajar daring, dan mengakses berbagai jenis hiburan digital serta berbelanja menggunakan lokapasar, dan diyakini sebagian besar kebiasaan ini tetap akan berlangsung pascapandemi.
"Digitalisasi Indonesia dapat mendorong peningkatan produktivitas nasional hingga 120 miliar dolar AS pada 2025. Ada banyak manfaat yang dibawa digitalisasi untuk berbagai sektor, seperti membuka lebih banyak peluang kerja, menciptakan efisiensi dan layanan yang lebih baik, serta meningkatkan akses masyarakat untuk mendapat layanan terbaik," ujar Ririek dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (31/3/2022).
Ririek menilai dampak percepatan digitalisasi yang terjadi akibat Covid-19 membuat Indonesia bisa bertahan menghadapi pandemi saat ini. Sebagai digital telco terbesar di Indonesia, dia katakan, Telkom juga mampu tetap menoreh kinerja positif selama pandemi berkat transformasi digital yang telah dan terus dilakukan.
Untuk memperbesar dampak positif digitalisasi bagi masyarakat, lanjut Ririek, Telkom turut membantu akselerasi pembangunan berbagai infrastruktur yang dibutuhkan di lingkup nasional dan daerah. Salah satunya, Telkom terlibat dalam pembangunan data center dan komputasi awan yang masuk dalam 10 agenda prioritas nasional untuk mewujudkan kedaulatan digital Indonesia.
"Apa pun industrinya, teknologi cloud akan bertindak sebagai pendukung penting dengan menyediakan sarana bagi bisnis untuk berinovasi dengan teknologi baru. Cloud membuat bisnis fleksibel dan aman. Infrastruktur ini juga mendukung otomatisasi industri dan menghubungkan data dari mesin, manusia, dan benda melalui big data, simulasi, serta manufaktur aditif," ucap Ririek yang juga menjabat sebagai Ketua Gugus Tugas Digitalisasi B20.
Ririek memperkirakan kebutuhan data center di dunia terutama kawasan Asia Tenggara terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Bahkan diperkirakan, dibandingkan tahun 2020, pasar data center akan tumbuh 2 hingga 3 kali lipat pada 2025.
Ririek menyampaikan peningkatan pangsa pasar data center harus diimbangi dengan keberadaan infrastruktur yang memadai. Karena itu, Telkom sudah dan akan terus membangun serta meningkatkan kapasitas data center yang dikelola. Telkom kini memiliki serta mengelola 27 data center baik dalam maupun luar negeri.
Kata Ririek, Telkom juga sedang membangun sebuah Hyperscale Data Center (HDC) berkapasitas total 75 MW dan mampu menampung 10 ribu rak, yang mana tahap pertama dengan kapasitas 22 MW ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal II 2022.
"Telkom berharap langkah ini dapat mendukung cita-cita Indonesia yang berdaulat dalam dunia digital bisa segera tercipta, dan membawa kemaslahatan bagi seluruh lapisan masyarakat," kata Ririek.