Dr Rajan mengatakan langkah sederhana ini bisa membantu mengurangi stres karena pandangan panoramik dan pandangan tepi dapat mengaktivasi sistem saraf parasimpatik. Pandangan panoramik dan pandangan tepi bisa menurunkan rangsangan.
Untuk membantu relaksasi dalam keseharian, dr Rajan menyarankan agar pengalihan penglihatan fokus ke penglihatan panoramik dan tepi dilakukan secara rutin. Hal ini bisa dilakukan setidaknya selama beberapa menit dalam sehari.
Cara sederhana ini bisa sangat membantu orang-orang yang sedang menghadapi situasi penuh tekanan, namun tak memiliki keleluasaan untuk melakukan banyak hal. Misalnya, ketika merasa stres saat sedang berada di tempat kerja.
Selain memanfaatkan lapang pandang mata, mengatur napas juga bisa membantu meredakan stres. Untuk melakukannya, dr Rajan menganjurkan agar seseorang yang stres meluangkan waktu untuk menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya secara perlahan.
"Coba untuk mengembuskan napas dalam waktu dua kali lebih lama dari menghirup napas," jelas dr Rajan.
Meski merupakan bagian normal dalam hidup, stres yang berlebih dan tak terkelola dengan baik bisa memberikan dampak buruk bagi kondisi fisik dan mental seseorang. Pada fisik, stres berlebih dapat memicu terjadinya keluhan sakit kepala, otot tegang, masalah perut, nyeri dada, atau masalah seksual.
Pada mental atau kejiwaan, stres berlebih bisa menyebabkan kesulitan berkonsentrasi. Orang bisa merasa kewalahan, mudah lupa, dan terus khawatir.