Senin 25 Apr 2022 23:35 WIB

SMA Bina Insani Gelar Program Intensif Ramadhan

Program Intensif Ramadhan mengusung tema Shaum Totalitas, Ramadhan Berkualitas.

SMA Bina Insani mengadakan kegiatan Program Intensif Ramadhan (Pinter) 1443 H pada 18-21 April 2022.
Foto: Dok SBBI
SMA Bina Insani mengadakan kegiatan Program Intensif Ramadhan (Pinter) 1443 H pada 18-21 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- SMA Bina Insani Bogor kembali menyelenggarakan kegiatan tahunan berupa Program Intensif Ramadhan. Program Intensif Ramadhan SMA Bina Insani itu diadakan  dalam rangka membina religiusitas insani dan mengisi Ramadhan dengan ibadah yang bermakna. 

Kegiatan yang dilaksanakan pada 18-21 April 2022 itu diadakan di Aula SMA Bina Insani Bogor dan diikuti sebanyak 183 orang siswa kelas X, XI dan guru.  Tema acara yang  biasa disebut Pinter  ini adalah "Shaum Totalitas, Ramadhan Berkualitas".  Melalui acara ini, siswa diingatkan kembali tentang esensi Ramadhan dan pentingnya memperbaiki diri agar kualitas Ramadhan yang diraih lebih baik dari sebelumnya.

Acara pembukaan oleh MC Widi Marmoyo pada Kamis (21/4). Terlebih dahulu diperdengarkan lantunan ayat suci Alquran oleh Razieq Othman dan Saritilawah Fadia Nazwa. Hadir Kepala SMA Bina Insani Cucup Shohibul Maqomat, Manager Kesiswaan Dedi Supriadi dan Manager Islamic Studies, Asep Sumarsana.

Cucup Shohibul Maqomat dalam sambutannya mengingatkan untuk menyimak seluruh rangkaian acara dengan baik.  “Jadikan kesempatan ini untuk menambah ilmu.  Kita gali ilmu dari narasumber yang didatangkan dan juga kita gunakan untuk menambah hafalan agar kita lebih baik lagi.  Pinter akan berjalan selama empat  hari.   Diawali shalat Dhuha,  bershalawat dan berdoa, lanjut tadarus Alquran surat pilihan. Silahkan manfaatkan kesempatan,” dengan sebaik-baiknya,” kata Cucup Shohibul Maqomat seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/4).

Ketua Panitia, Irsyad menambahkan, kegiatan ini merupakan upaya pembinaan siswa agar terbiasa menjalankan Shalat Dhuha secara maksimal, bershalawat, tadarus surat pilihan dan menyimak berbagai materi yang disampaikan oleh narasumber.

“Setiap harinya, siswa  diwajibkan untuk setoran hafalan Al Waqiah, Al Mulk dan Yasiin. Kita upayakan Khotmul Qur’an. Setiap hari siswa diajak untuk mendengarkan tausiah dari Ustadz Dedi Supriyadi, Ustadz Dwinanto, dan Ustadz Irsyad.  Di hari penutupan  dimeriahkan dengan quiz dan penampilan lagu religi. Semoga ruh iman kita semakin kuat, lebih berbahagia dan senang bershalawat,” papar Irsyad.

Manajer Islamic Studies Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Asep Sumarsana dalam sambutannya mengingatkan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat hari ini dalam kehidupan sehari-hari. “Puasa tujuannya adalah agar kita menjadi orang bertakwa  dan berkualitas. Ramadhan yang merupakan bulan ibadah yang juga bulan diturunkan Alquran menjadi momentum spesial yang bisa kita manfaatkan,” ujar Asep Sumarsana. 

Asep Sumarsana mengulas  tipe puasa menurut Imam Ghazali.  “Ada tiga  tipe yaitu umum, khusus dan khususil khusus. Puasa umum adalah diri  kita menahan diri dari makan minum, mulai terbit sampai terbenam matahari.  Puasa khusus atau istimewa, selain menahan diri dari makan minum, bisa menahan pendengaran, penglihatan, lisan, badan, tangan dan kaki dari maksiat.  Puasa khususil khusus selalu menjaga dari berbagai hal, bukan saja perilaku, namun juga menghindari pikiran yang bisa membatalkan puasa. Di jaga lahir batinnya. Memokuskan diri untuk selalu mengingat Allah,”  urainya.

Dedi Supriyadi yang juga menjadi salahsatu narasumber, mengingatkan agar para peserta banyak beristigfar.  Tadaburi janji-janji Allah dalam Al quran untuk menghilangkan kegalauan.  “Jangan sampai kondisi ketidakstabilan, hati resah, gelisah, kegamangan karena ketidakjelasan menambah diri terombang ambing oleh kondisi menuju kedewasaan.  Lakukan kebaikan, pelihara ketaatan, terus istiqamah, kuatkan tekad, selalu optimis agar tidak muncul rasa sedih dan frustasi, sehingga terhindar dari pikiran mengambil jalan pintas seperti ngobat dan bunuh diri.  Jangan biarkan setan menjerumuskan dan membuat kita putus dengan rahmat Allah,” kata Dedi.

Dedi menambahkan, mengatasi semua kegalauan jalannya dengan cara mentadaburi janji Allah dalam Alquran, sambil berserah diri.  Allah yang menghendaki semua.  

“Kita harus memiliki keyakinan sempurna. Allah pasti memenuhi janji.  Tadaburi dan implementasikan.  Ingatlah, Allah akan mengingat kita, bila kita mengingat Allah.  Allah akan mengabulkan doa kita, bila kita berdoa.  Allah akan menambah karunia, bila kita bersyukur.  Allah tidak akan menimpakan azab, bila kita meminta ampun.  Mari dayagunakan kemampuan kita, mata untuk membaca Alquran, tangan untuk memberi, kaki untuk melangkah ke majelis, dan kebaikan lainnya agar hidup kita lebih berkualitas,” pungkas Dedi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement