Kamis 12 May 2022 00:30 WIB

Ben Stiller Ungkap Tes Prostat-Spesific Antigen Selamatkan Hidupnya

Ben Stiller merupakan penyintas kanker prostat.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Aktor Ben Stiller merupakan penyintas kanker prostat. Dia bersyukur menjalani tes PSA ketika itu.
Foto: reuters
Aktor Ben Stiller merupakan penyintas kanker prostat. Dia bersyukur menjalani tes PSA ketika itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Ben Stiller telah mengalami beberapa cobaan kesehatan selama bertahun-tahun. Pada 2010, sang bintang sedang melakukan perjalanan filantropi ke Mozambik ketika ia mengalami gejala penyakit Lyme yang parah.

Dua tahun setelahnya, Stiller didiagnosis menderita kanker prostat. Aktor Night at the Museum itu dinyatakan bebas kanker tiga bulan setelah diagnosis. Stiller pun menghubungkan kelangsungan hidupnya dengan tes PSA (prostat-spesific antigen) yang kontroversial.

Baca Juga

“Saya merasa tes itu menyelamatkan hidup saya," kata Stiller dalam acara bincang-bincang The Howard Stern Show pada 2012.

Tes PSA protein hanya ditemukan di prostat dalam darah. Kadar zat yang tinggi dapat mengarah ke kanker prostat.

Stiller memiliki jumlah PSA yang tinggi dalam darahnya. Kemudian dia menulis artikel di platform blogging Medium, yang mengatakan bahwa dia tidak akan tahu kanker ada dalam dirinya jika bukan karena tes tersebut.

"Saya tidak menawarkan sudut pandang ilmiah di sini, hanya sudut pandang pribadi, berdasarkan pengalaman saya," tulis dia.

Bagi Stiller, keberuntungan sudah berpihak padanya apalagi dengan memiliki dokter yang memberinya saran untuk melakukan tes PSA 'dasar' ketika ia berusia sekitar 46 tahun.

"Saya tidak memiliki riwayat kanker prostat dalam keluarga saya dan saya tidak termasuk dalam kelompok berisiko tinggi, tidak (sejauh pengetahuan saya ) bagi keturunan Afrika atau Skandinavia. Saya tidak memiliki gejala," tulis dia lebih lanjut.

Dalam komunitas medis, tes PSA adalah subjek yang kontroversial. NHS menjelaskan bahwa tes tersebut tidak dapat diandalkan dan dapat menghasilkan hasil positif palsu. Di Inggris, orang yang berusia di atas 50 tahun dapat menerima tes setelah mendiskusikannya dengan dokter mereka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement